jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional? dari situs web ini.

    GURU BERBAGI

    Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) bukanlah praktek pembelajaran yang dapat dikatakan baru. Di berbagai belahan dunia, integrasi pembelajaran sosial emosional di ruang kelas ini sudah diterapkan sejak lama sebagai pendamping pembelajaran akademik di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Akan tetapi, dalam konteks pendidikan di Indonesia, PSE belum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang […]

    Pembelajaran Sosial Emosional: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

    Disukai 54 Dilihat 61341

    Penulis : RIF ANUDDINDiterbitkan : 5 September 2021 22:31

    Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) bukanlah praktek pembelajaran yang dapat dikatakan baru. Di berbagai belahan dunia, integrasi pembelajaran sosial emosional di ruang kelas ini sudah diterapkan sejak lama sebagai pendamping pembelajaran akademik di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Akan tetapi, dalam konteks pendidikan di Indonesia, PSE belum dapat dikatakan sebagai model pembelajaran yang secara umum dipraktekkan. Tulisan ini ditujukan untuk mengupas apa yang dinamakan dengan Pembelajaran Sosial Emosional, mengapa praktek pembelajaran ini penting dan relevan dalam konteks pendidikan di Indonesia, dan bagaimana langkah-langkah penerapannya.

    Pengertian Pembelajaran Sosial Emosional: Kerangka CASEL

    Pembelajaran Sosial Emosional dapat diartikan sebagai pembelajaran kolaboratif yang melibatkan seluruh pihak terkait yang bertujuan untuk melatih kemampuan peserta didik agar dapat memahami, mengolah, dan mengekspresikan aspek sosial dan emosional pada diri peserta didik agar sukses melakukan dalam melakukan berbagai macam aktifitas hidup seperti belajar, membangun hubungan, menyelesaikan masalah sehari-hari, dan beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan perubahan dan perkembangan[1]. PSE merupakan proses autentik yang membutuhkan keterlibatan dan kerjasama sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam membangun lingkungan dan ekosistem belajar yang dapat memberikan pengalaman autentik bagi peserta didik dalam melatih kemampuan sosial emosionalnya. PSE bukanlah pembelajaran tambahan di sekolah, akan tetapi merupakan bagian integral dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran akademik yang sebelumnya mendominasi ruang-ruang belajar siswa dianggap tidak cukup untuk membekali peserta didik untuk sukses dan bahagia dalam hidupnya. Diperlukan kemampuan sosial emosional yang baik pada peserta didik untuk mengimbangi kompetensi akademik agar peserta didik dapat hidup dengan lebih baik.

    Menerapkan PSE pada dasarnya dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Salah satu yang cukup banyak dipakai adalah PSE dengan kerangka CASEL (Collaborative for the Advancement of Social and Emotional Learning). CASEL adalah sebuah organisasi yang bertujuan memberikan kampanye dan advokasi untuk penerapan PSE dengan berdasarkan pada riset dan bukti ilmiah terkait penerapan PSE ini. Pembelajaran Sosial Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu: Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri (Self Management), Kesadaran Sosial (Social Awareness), Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills), Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).

    Komponen-komponen ini mencakup berbagai kemampuan seseorang terkait dengan kompetensi sosial emosional. Komponen Kesadaran Diri mencakup kemampuan seseorang dalam mengintegrasi identitas personal dan sosial, identifikasi kemampuan personal, kultural, dan linguistik, mengidentifikasi emosi, menguji prasangka dan bias dan seterusnya. Komponen Pengelolaan Diri mencakup kemampuan dalam mengelola emosi, mengidentifikasi strategi pengelolaan stress, menerapkan keterampilan perencanaan dan organisasional, dan lain sebagainya. Kesadaran sosial mencakup kemampuan mengenali kekuatan orang lain, berpikir dalam perspektif orang lain, memahami dan menunjukkan rasa terima kasih dan seterusnya. Kemampuan Berinteraksi Sosial mencakup kemampuan berkomunikasi secara efektif, membangun hubungan positif, menyelesaikan masalah secara kolaboratif dan konstruktif, dan seterusnya. Kemampuan mengambil keputusan bertanggung jawab meliputi kemampuan seseorang dalam mendemosntrasikan keingintahuan dan keterbukaan, mengambil keputusan yang masuk akal sesudah menganalisa informasi, data, dan fakta, berpikir kritis, dan mengantisipasi serta mengevaluasi konsekuensi atas keputusan yang diambil.

    Signifikansi dan Relevansi PSE dalam Konteks Pendidikan Indonesia

    Pembelajaran Sosial Emosional di Indonesia belum diterpkan secara menyeluruh. Praktek PSE di Indonesia dapat dikatakan masih bersifat sporadis. Hal ini terjadi diakibatkan karena berbagai faktor seperti kompetensi akademik yang masih mendominasi yang ditunjukkan melalui konten kurikulum, praktek pengajaran, hingga assesmen dan evaluasi. Faktor lainnya juga yaitu kurangnya pembahasan tentang pembelajaran sosial emosional di perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru. Padahal, penerapan PSE sangat signifikan dan relevan dalam konteks pendidikan di Indonesia. Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah ‘menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat’. Tujuan ini selaras dengan tujuan PSE yaitu agar peserta didik mampu mencapai kebahagiaan dan keberhasilan dalam hidup dengan keseimbangan antara kompetensi akademik dan sosial emosional.

    Tujuan pendidikan nasional menurut Ki Hajar Dewantara tersebut dapat dicapai dengan penerapan PSE dimana peserta didik dididik agar tidak hanya menjadi individu yang cerdas secara akademik akan tetapi juga menjadi individu yang pandai dalam mengenali dan mengelola emosi, pandai dalam membangun hubungan sosial, dan cerdas dalam pengambilan keputusan. Komponen-komponen PSE berdasarkan kerangka CASEL juga sangat relevan dengan tujuan dan pedoman pendidikan Indonesia dimana peserta didik diharapkan dapat menjadi pelajar yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.

    sumber : ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

    JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 12 MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

    Minggu ini saya mempelajari modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional, pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan ,sikap dan...

    JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 12 MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

    18 Nov @Opini

    Minggu ini saya mempelajari modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional,

    pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan ,sikap dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal anak dalam berinteraksi dengan dirinya ,orang lain dan lingkungan sekitar.PSE adalah sebuah materi yang terkoneksi dengan materi sebelumnya. Sebagai pendidik, saya menyadari bahwa tidaklah cukup apabila murid hanya mengembangkan kemampuan kognitifnya saja. Murid juga perlu mengembangkan aspek sosial dan emosionalnya. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi sosial-emosional berperan penting dalam keberhasilan akademik maupun kehidupan seseorang. Sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki visi mengembangkan pembelajaran yang berfokus pada kebutuhan murid, maka sudah seyogyanya saya menuntun murid untuk memiliki kamampuan dan keterampilan sosial emosional.

    Dari modul 2.2 ini saya memahami bahwa Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis kesadaran penuh adalah upaya untuk menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong bertumbuhnya budi pekerti. Lewat Pembelajaran Sosial dan Emosional, murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan, merasakan, mengalami berbagai pengalaman belajar yang dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Hal ini selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara, dalam bukunya “Bagian Pertama : Pendidikan (2011) mengatakan bahwa pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya.

    Setelah saya membaca dan memahami modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional ada perubahan paradigma pada diri saya. Apalagi setelah di modul ini disampaikan langkah-langkah penerapan, dan diperkuat analisis kasus, sungguh materi yang luar biasa bermanfaat bagi saya dalam rangka pengembangan diri. Tentu saja saya akan berusaha mempraktekannya, sehingga konsep pembelajaran sosial dan emosional tidak hanya sebatas pengetahuan, tetapi menjadi ilmu dan amal. Semoga Alloh menjaga niat ini dan memudahkan,

    Bagikan artikel ini

    AddThis Sharing Buttons

    Share to Facebook Share to Twitter Share to LinkedIn Share to WhatsApp

    DISCLAIMER

    Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

    LAPORKAN PENYALAHGUNAAN

    sumber : www.gurusiana.id

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional Halaman 1

    Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menerapkan 5 kompetensi sosial emosional

    PENDIDIKAN

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

    10 Maret 2023   23:06 Diperbarui: 10 Maret 2023   23:28 25

    +

    Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Lihat foto

    Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

    KONEKSI ANTAR MATERI

    MODUL 2.2 PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL

    MANTAN NIATI, S.Pd.

    CGP ANGKATAN 7 KABUPATEN SANGGAU

    KELAS 07.15 KALBAR

    PERTANYAAN PEMANTIK :1. Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan , sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajara sosial dan emosional?

    Sebagai pemimpin pembelajaran sangat perlu mempelajari materi pembelajajaran sosial dan emosional supaya dapat memahami dan mengelola emosi (Kesadaran diri), menentapkan dan mencapai tujuan positif (managemen  diri), merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain (kesadaran sosial), mampu untuk membangun dan membangun hubungan yang ppositif (keterampilan berelasi) dan mampu mebuat keputusan yang bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang dihadapi.

    Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu menerapkan 5 kompetensi sosial emosional tersebut agar dapat mewujudkan kegiatan pemeblajaran yang nyaman, menyenangkan bagi murid dan juga memnciptakan karakter murid yang berbudi pekerti baik sehingga aka nada perubahan positif pada diri murid, baik sikap, pengetahuan dan keterampilan.

    Banyak Pasien Diabetes Indonesia Nyesal Tak Cepat Tau Ini

    Recommended by

    2.  Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?

    Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.1 Filosofi KHD : Pembelajara sosial emosional (PSE) lebih menitik beratkan pada pencapaian nilai-nilai budi pekerti yang luhur dan dapat melatih murid untuk memiliki  kesadaran sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak : PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah, hal ini sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak yang bersifat kolaboratif. Untuk mewujudkan PSE maka seorang guru penggerak harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat emmbuat lingkungan sekolah aman, nyaman, dan menyenangkan namun tetap menantang dan relevan bagi murid.Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak : PSE dapat terwujud jika seorang guru penggerak memiliki visi yang dapat menciptakan perubahan yang akan emnajdi sebuah kebiasaan dan budaya dalam sekolah. Dengan vsi itu akan terwujud melalui PSE yang dilaksanakan sehingga dapat membentuk karakter murid yang sesuai dengan Profil pelajar pancasila.Kaitan modul 2.2 dengan modul 1.4 Budaya Positif : PSE sangat erat kaitannya dengan budaya positif. Guru dan murid akan mampu menyadari dan mengontrol emosi, yang pada akhirnya akan mendukung terciptanya budaya positif dikelas maupun di sekolah.Kaitan modul 2.2 dengan modul 2.2 Pembelajaran Berdiferensiasi : Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi guru harus mampu mengenali karakter kelasnya. Pengintegrasian PSE dalam pembelajaran serta penciptaan iklim kelas dan budaya sekolah akan sangat membantu guru untuk mengidentifikasi emosional dan karakter siswa yang dapat digunakan sebagai dasar pemenuhan belajar murid berdasarkan Konten, Proses maupun Produk yang dapat disesuaikan dengan minat murid.PERTANYAAN LANJUTAN :

    1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) ini hanya berfokus pada pengelolaan emosi diri guru saat mengajar dan tidak bisa diintegrasikan ke dalam pembelajaran dikelas.

    HALAMAN : 1 2 LIHAT SEMUA

    Lihat Pendidikan Selengkapnya

    BERI NILAI

    Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

    AKTUAL BERMANFAAT INSPIRATIF MENARIK MENGHIBUR UNIK

    Belum ada penilaian.

    Jadilah yang pertama untuk

    memberikan penilaian!

    BERI KOMENTAR

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

    VIDEO PILIHAN

    sumber : www.kompasiana.com

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 22 day ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab