erupsi sinabung menghancurkan seluruh kawasan desa kabanjahe di tanah karo sumatera utara. penduduk diungsikan ke tempat yang lebih aman hingga batas waktu yang belum ditentukan. awan panas sinabung membuat seluruh kawasan pertanian, pemukiman desa luluh lantah dan tidak ada yang tersisa. program yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut adalah
Muhammad
Guys, ada yang tau jawabannya?
dapatkan erupsi sinabung menghancurkan seluruh kawasan desa kabanjahe di tanah karo sumatera utara. penduduk diungsikan ke tempat yang lebih aman hingga batas waktu yang belum ditentukan. awan panas sinabung membuat seluruh kawasan pertanian, pemukiman desa luluh lantah dan tidak ada yang tersisa. program yang tepat untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dari situs web ini.
Website Kabupaten Karo
1 2 Berita Terbaru
RANGKAIAN HARI JADI KABUPATEN KARO KE-77
Berita Terbaru
RAPAT PARIPURNA ISTIMEWA DPRD KABUPATEN KARO DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI JADI KABUPATEN KARO KE-77
Berita Terbaru
UPACARA DAN TABUR BUNGA DI TAMAN MAKAM PAHLAWAN KABANJAHE DALAM RANGKA PERINGATAN HARI JADI KABUPATEN...
Berita Terbaru
WAKIL BUPATI KARO HADIRI TABLIGH AKBAR KARO BERMUNAJAT
Berita Terbaru
BUPATI KARO TINJAU JALAN DAN LAHAN RENCANA PEMBANGUNAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
Berita Terbaru
BUPATI KARO CORY SRIWATY SEBAYANG MELANTIK CALON KEPALA DESA TERPILIH PERIODE 2023-2029 DAN KETUA TIM...
Berita Terbaru
WAKIL BUPATI HADIRI PAMERAN INTERNATIONAL HANDICRAFT TRADE FAIR 2023
Berita Terbaru
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI CALON KEPALA DESA TERPILIH PERIODE 2023-2029 HARI KEEMPAT
Berita Terbaru
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI CALON KEPALA DESA TERPILIH PERIODE 2023-2029 HARI KETIGA
Berita Terbaru
BUPATI KARO BUKA FORUM LINTAS PERANGKAT DAERAH TAHUN 2024
Pasca Gunung Sinabung dinyatakan Awas, ada 17.713 pengungsi atau 5304 Kepala Keluarga yang terdapat di 31 titik posko pengungsian yang berada di Kecamatan Kabanjahe, Berastagi, Simpang Empat dan Payung. Para pengungsi ini berasal dari berbagai desa dan dusun yang berada di sekitar kawasan Gunung Sinabung. Hal ini disampaikan Kepala SatuanTugas (Satgas) Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung Letnan Kolonel (Letkol) Kav. Prince Meyer Putong pada rapat evaluasi tanggap bencana Gunung Sinabung pada hari Senin, 25 November 2013 di posko utama tanggap darurat Jalan Veteran Kabanjahe.
Berdasarkan laporan dari petugas pemantau Gunung Sinabung dari Pusat Vulkanologi, penaikan status Gunung Sinabung menjadi Awas dikarenakan semakin meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung. Bahkan pada hari Minggu kemarin terjadi 20 kali erupsi yang ketinggiannya mencapai 8 km. Untuk hari ini (Senin) sudah terjadi 7 kali letusan yang disertai luncuran awan panas mencapai 1,5 km, 25 kali gempa dalam dan tremor yang terus terjadi hingga saaat ini. Berdasarkan hal tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan 21 (dua puluh satu) desa dan 2 (dua) dusun yang perlu diungsikan pasca peningkatan status Gunung Sinabung menjadi “AWAS” (level IV).
Status Awas tersebut merupakan level tertinggi dari aktivitas gunung berapi karena indikasi meningkatnya intensitas letusan gunung yang mengeluarkan material vulkanik yang mengandung material yang menuju material magmatis Sinabung. Material ini ikut terlempar ketika terjadi erupsi Sinabung hingga radius 4 km dari puncak Gunung Sinabung sehingga masyarakat yang bermukim dalam radius 5 km dari kawah Gunung Sinabung direkomendasikan untuk diungsikan.
Adapun desa dan dusun yang diungsikan tersebut antara lain Desa Gurukinayan, Desa Sukameriah, Desa Berastepu, Desa Bekerah, Desa Gamber, Desa Simacem, Desa Perbaji, Desa Mardinding, Desa Kutagugung, Desa Kuta Rayat, Desa Sigarang-garang, Desa Sukanalu, Desa Temberun, Desa Kutambaru, Desa Kuta Tonggal, Desa Tiganderket, Desa Selandi, Desa Kuta Tengah, Desa Kebayaken, Desa Naman, Desa Kutambelin, Dusun Sibintun dan Dusun Lau Kawar.
Masyarakat Desa Kuta Tengah, Desa Kebayakan, Desa Naman dan Desa Kutambelin yang berada di luar radius 5 km dari puncak Gunung sinabung, namun karena desa tersebut langsung berhadapan dengan mulut kawah sehingga desa tersebut juga diungsikan karena berpotensi terkena material Sinabung.
Gunung Sinabung
Gunung Sinabung
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sinabung
Sinabung pada tahun 1987
Titik tertinggi
Ketinggian 2.451 m (8.041 ft)[1]
Masuk dalam daftar Ribu
Koordinat 3°10′12″N 98°23′31″E / 3.17°N 98.392°E
Geografi
Sinabung Sumatra, Indonesia Geologi
Usia batuan Pleistosen
Jenis gunung Stratovolcano
Busur/sabuk vulkanik Busur Sunda
Letusan terakhir 02 Maret 2021
Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatra Utara dan menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi Sumatera Utara setelah Gunung Sibuatan. Ketinggian gunung ini adalah 2.451 meter.[1]Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600,[2]. Letusan terakhirnya diperkirakan sekitar tahun 800. Tetapi beberapa tahun silam, Gunung Sinabung mendadak aktif kembali dengan meletus pada tanggal 27 Agustus 2010.
Letusan[sunting | sunting sumber]
Letusan tahun 2010[sunting | sunting sumber]
Agustus 2010[sunting | sunting sumber]
Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanik.[3] Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC), gunung Sinabung mengeluarkan lava.[4][5][6]
Status gunung ini dinaikkan menjadi Awas.[3] Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi.[7][8] Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.[9] Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung.[9]
Bandar Udara Polonia di Kota Medan dilaporkan tidak mengalami gangguan perjalanan udara.[10]
Satu orang dilaporkan meninggal dunia karena gangguan pernapasan ketika mengungsi dari rumahnya.[11]
Gunung Sinabung dilihat dari Gundaling pada 13 September 2010
September 2010[sunting | sunting sumber]
Pada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer.[12] Letuasn kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.[13]
Pada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.[14]
Letusan 2013—2016[sunting | sunting sumber]
2013[sunting | sunting sumber]
Pada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari.[15] Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.[16][16][17] Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan ke Level III menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi Level II, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga.[18] Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.
Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali.[18] Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik.[19] Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dinaikkan ke level tertinggi, Level IV (Awas).[18] Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan.
Gunung Sinabung, tanggal 29 Januari 2014
2014[sunting | sunting sumber]
Status Level IV (Awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun baru 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014.[20] Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.[21]
Berita Pemerintah Kabupaten Tanah Datar
Batusangkar, Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara merupakan gunung api yang tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, namun kembali aktif mengeluarkan awan panas
Home » Berita » Umum
Pemda Bersama Masyarakat Tanah Datar Bantu Korban Erupsi Sinabung
Belajar dari Erupsi Sinabung
Minggu, 23 Februari 2014 | 09:50 WIB | Umum
Batusangkar, Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara merupakan gunung api yang tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, namun kembali aktif mengeluarkan awan panas pada tahun 2010 yang lalu. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga.Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan untuk antisipasi bahaya yang ditimbulkan.
Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, Terbentuk kolam abu setinggi 8000 meter di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dinaikkan statusnya ke level tertinggi, level 4 (Awas). Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus segera diungsikan.
Status level 4 (Awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar yang jelas terlihat pada saat malam hari dan semburan awan panas terus terjadi hingga 3 Januari 2014. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
Kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar radius bahaya (5 km) dapat dipulangkan. Namun demikian, sehari kemudian 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung yang berada dalam zona bahaya.
Hingga saat ini Februari 2014 semburan awan panas masih terlihat dari puncak maupun di lereng Sinabung, Hal ini membuat semua orang jadi tergugah sehingga berupaya memberikan bantuan dan sumbangan baik berupa uang maupun sembako. Sumbangan datang dari berbagai wilayah di Indonesia termasuk dari Kabupaten Tanah Datar sendiri. Pemkab bersama-sama masyarakat dan PNS dilingkungan Pemkab Tanah Datar berupaya menghimpun sumbangan baik berupa pakaian layak pakai maupun dalam bentuk uang.
Total bantuan yang terkumpul sebesar Rp. 152.811.600,- juta lebih,yang diantarkan langsung lewat jalan darat oleh rombongan yang dipimpin kepala BPBD Drs. Altri Suandi langsung ke lokasi erupsi Sinabung Kabupaten Karo Sumut. Turut bersama rombongan SKPD terkait seperti Dinas PU, Dinas Sosnaker, Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian, Kesbanglinmas, Camat, Muspika serta Walinagari yang wilayahnya berada di selingkar gunung Marapi. Keberangkatan tim ini diinstruksikan langsung Bupati M.Shadiq untuk study banding dan belajar dari erupsi Sinabung sebagai langkah antisipasi sendainya terjadi erupsi gunung Marapi di wilayah Tanah Datar.
Bantuan logistik maupun dana tunai terus mengalir, masyarakat menyalurkannya melalui sejumlah posko, yang saat ini juga telah dikoordinir oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pemkab Karo yang berkoordsinasi dengan jajaraan Kodim setempat (Humas/Irfan).
Share on:
Berita Umum lainnya
Bupati Eka Putra: Sambut Bulan Ramadhan Mari Perkuat Sinergi Pemkab dan Kemenag: Bupati Eka Putra: Sambut Bulan Ramadhan Mari Perkuat..
Tanah Datar Gelar Musrenbang RKPD, Bupati Eka Putra : Ini Penting untuk Penyusunan Program yang Kreatif dan Inovatif untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat: Tanah Datar Gelar Musrenbang RKPD, Bupati Eka Putra : Ini..
Kwarcab 0304 Tanah Datar Gelar Lomba Tingkat III, Jadi Ajang Pembentukan Karakter Pramuka Penggalang: Kwarcab 0304 Tanah Datar Gelar Lomba Tingkat III, Jadi..
TANAH DATAR CANANGKAN IMUNISASI POLIO Bupati Eka Putra : Imunisasi Polio Gratis: TANAH DATAR CANANGKAN IMUNISASI POLIO Bupati Eka Putra :..
BUPATI EKA PUTRA LETAKKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN MASJID RAYA BATU BULEK: BUPATI EKA PUTRA LETAKKAN BATU PERTAMA PEMBANGUNAN MASJID..
Guys, ada yang tau jawabannya?