jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari beragam suku, agama, ras, kelompok, dan antargolongan. kemajemukan indonesia di satu sisi merupakan anugerah, namun di sisi lain kemajemukan indonesia merupakan ancaman karena dapat...

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan indonesia adalah negara yang majemuk, terdiri dari beragam suku, agama, ras, kelompok, dan antargolongan. kemajemukan indonesia di satu sisi merupakan anugerah, namun di sisi lain kemajemukan indonesia merupakan ancaman karena dapat... dari situs web ini.

    Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk Butuh Nilai

    Indonesia Sebagai Masyarakat Majemuk Butuh Nilai-Nilai yang Mengikat

    November 25, 2015, oleh:

    Indonesia merupakan sebuah kesatuan dari beragam suku bangsa yang juga memiliki perbedaan dalam bahasa, etnik, kepercayaan dan ideologi. Perbedaan tersebut dapat mendorong untuk terjadinya konflik, namun sebaliknya juga dapat menjadikan persatuan dengan terwujudnya sikap saling tolerir antar warga Indonesia. Akan tetapi, untuk mewujudkan persatuan dengan dasar perbedaan yang ada itu, Indonesia membutuhkan nilai-nilai yang dapat mengikatkan masyarakatnya menjadi satu kesatuan (majemuk).

    Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Drs.H.Zainut Tauhid Sa’adi,M.Si., selaku Wakil Ketua Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI dalam Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh MPR RI bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan bertempat di Mini Teather Gedung Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) lantai 4 pada Rabu (25/11). Ia menyampaikan bahwa untuk menjaga keutuhan bangsa Indonesia amatlah susah namun bersifat penting dan harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. “Konflik di Tolikara dan konflik-konflik antar suku yang terjadi di beberapa daerah merupakan akibat dari kurangnya nilai-nilai yang diterapkan oleh masyarakat,” terangnya.

    Oleh karena itu, lanjut Zainut, penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki nilai-nilai yang mengikat agar kesatuan bangsa tetap terjaga. Dan nilai-nilai yang mengikat tersebut menurutnya tercermin dalam empat pilar kebangsaan sebagai dasar bernegara. Empat pilar tersebut antara lain, Pancasila sebagai dasar dan Ideologi Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 sebagai konstitusi Negara serta ketetapan MPR dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk Negara, dan pilar keempat yakni Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.

    Zainut menjelaskan bahwa adanya empat pilar kebangsaan tersebut adalah untuk mewujudkan cita-cita reformasi dan pelaksanaan nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara konsekuen serta untuk mengakhiri berbagai persoalan yang terjadi saat ini. “Dengan banyaknya persoalan yang terjadi saat ini, untuk menanganinya jelas memerlukan kesadaran dan komitmen seluruh warga masyarakat untuk memantapkan persatuan dan kesatuan nasional. Dan hal ini hanya dapat dicapai jika setiap warga negara Indonesia ini mampu hidup dalam kemajemukan dan bisa mengelola perbedaan yang ada itu dengan baik. Karena itulah mengapa sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan ini terus kami adakan dan kami sampaikan kepada masyarakat luas, termasuk mahasiswa. Sebab Empat Pilar Kebangsaan tersebut merupakan nilai dan norma bangsa yang harus dipahami masyarakat agar menjadi landasan bagi mereka dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga masyarakat Indonesia bisa menjadi masyarakat majemuk dan bisa menghindari konflik yang diakibatkan dari perbedaan,” jelasnya.

    Empat pilar tersebut, menurut Zainut juga memiliki makna dan kedudukannya tersendiri bagi bangsa Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa Pancasila memiliki kedudukan sebagai dasar dan ideologi negara, UUD NRI sebagai hukum dasar yang merupakan hukum dasar tertulis dan tertinggi serta merupakan puncak dari seluruh peraturan perundang-undangan. “UUD inilah yang mengatur prinsip kedaulatan rakyat dan negara hukum, pembatasan kekuasaan organ-organ negara, mengatur hubungan antar lembaga-lembaga negara, dan mengatur hubungan antar lembaga-lembaga negara dengan warga negara. Kemudian NKRI sebagai bentuk dan kedaulatan negara mengandung arti bahwa Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik, kedaulatannya berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar, dan Negara Indonesia adalah negara hukum. Dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara yang digunakan sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ungkapnya.

    Anggota DPR RI ini juga menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia perlu pula untuk ikut membantu pemerintah dalam menguatkan 4 Pilar Kebangsaan tersebut. Hal ini dikarenakan tantangan kebangsaan yang menurutnya hingga saat ini masih menjadi pekerjaan rumah, harus diselesaikan secara bersama. Ia juga menyebutkan bahwa ada dua tantangan kebangsaan yang dihadapi masyarakat Indonesia saat ini, yakni tantangan secara internal dan eksternal. Tantangan kebangsaan yang datang dari internal ini seperti masih lemahnya penghayatan dan pengamalan agama serta munculnya pemahaman terhadap ajaran agama yang keliru dan sempit, pengabaian terhadap kepentingan daerah serta timbulnya fanatisme kedaerahan, kurang berkembangnya pemahaman dan penghargaan atas kebhinnekaan dan kemajemukan, kurangnya keteladanan dalam sikap dan perilaku sebagian pemimpin dan tokoh bangsa, dan tidak berjalannya penegakan hukum secara optimal. “Sedangkan dari segi eksternal, tantangan yang kita hadapi itu seperti pengaruh globalisasi kehidupan yang semakin meluas dan persaingan antar bangsa yang semakin tajam. Selain itu juga, makin kuatnya intensitas intervensi kekuatan global dalam perumusan kebijakan nasional,” ujarnya.

    Zainut juga mengingatkan bahwa rakyat Indonesia merupakan pemilih sah negeri ini. Negara Kesatuan Republik Indonesia bukanlah hanya milik sebuah golongan saja, namun milik seluruh lapisan. Sehingga perlu bagi semua masyarakat Indonesia untuk selalu memegang teguh empat pilar kebangsaan yang selalu diserukan oleh pemerintah Republik Indonesia tersebut. (Deansa)

    sumber : www.umy.ac.id

    Indonesia.go.id

    Bangsa indonesia merupakan bangsa majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan bahasa. Kemajemukan ini terjalin dalam satu ikatan bangsa indonesia sebagai satu kesatuan bangsa yang utuh dan berdaulat.

    \r\n

    Sumber foto: Antara Foto

    Keragaman Indonesia

    KAMIS, 16 AGUSTUS 2018 | 13:14 WIB

    OLEH : ADMINISTRATOR

    Selain didasari oleh latar belakang sosial budaya, geografi  dan sejarah yang sama, kesatuan bangsa indonesia juga didasari oleh kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah hidup dalam berbangsa dan bernegara. Pandangan, ideologi dan falsafah hidup bangsa indonesia secara holistik  tercermin dalam sila-sila Pancasila yang menjadi dasar negara indonesia. Sedangkan kesatuan pandangan, ideologi dan falsafah hidup bangsa Indonesia secara eksplisit tercantum dalam lambang negara yang bertuliskan “Bhinneka Tunggal Ika”, yang mengandung makna “beraneka ragam (suku bangsa, agama, bahasa) namun tetap satu (Indonesia).

    Gambaran tentang struktur dan kemajemukan penduduk Indonesia hingga saat ini yang paling otoritatif dan menjadi rujukan adalah data yang berasal dari Sensus Penduduk tahun 2010. Seperti telah banyak diketahui, cacah jiwa atau sensus adalah proses pencatatan, perhitungan, dan publikasi data demografis yang dilakukan terhadap semua penduduk yang tinggal menetap di suatu wilayah tertentu. Sensus sendiri sebagai kegiatan pencatatan biasa dilakukan setiap 10 (sepuluh) tahun sekali.  Sampai tulisan ini dibuat Indonesia telah melaksanakan 7 (tujuh) kali sensus penduduk, yakni tahun 1920 (Hindia Belanda), 1961, 1971, 1980, 1990, 2000 dan terakhir tahun 2010.

    Statistik atau indikator yang biasa digunakan untuk melihat fenomena kemajemukan Indonesia terlihat dari jumlah, komposisi dan sebaran penduduk berdasarkan aspek-aspek sosial budaya yang meliputi kewarganegaraan, suku bangsa, agama dan bahasa sehari-hari. Status kewarganegaran penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 mayoritas adalah WNI (warga negara Indonesia) dengan jumlah mencapai 236.728 ribu jiwa atau sekitar 99,6 persen. Sedangkan penduduk yang dikategorikan sebagai WNA (warga negara asing) mencapai sebanyak 73 ribu jiwa atau sekitar 0,03 persen. Sisanya sebanyak 839 ribu penduduk tidak ditanyakan status kewarganegaraannya.

    Struktur dan komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok suku bangsa menurut Sensus Penduduk 2010 memperlihatkan Suku Jawa yang berasal dari Pulau Jawa bagian tengah hingga timur sebagai kelompok suku terbesar dengan populasi sebanyak 85,2 juta jiwa atau sekitar 40,2 persen dari populasi penduduk Indonesia. Yang disebuk Suku Jawa ini sudah mencakup Suku Osing, Tengger, Samin, Bawean atau Boyan, Naga, Nagaring dan suku-suku lainnya. Suku bangsa terbesar kedua adalah Suku Sunda yang berasal dari Pulau Jawa bagian barat dengan jumlah mencapai 36,7 juta juwa atau 15,5 persen. Suku Batak menyusul sebagai terbesar ketiga dengan jumlah mencapai 8,5 juta jiwa atau 3,6 persen yang berasal dari Pulau Sumatra bagian tengah utara. Terbesar ke empat adalah Suku asal Sulawesi selain Suku Makassar, Bugis, Minahasa dan Gorontalo. Jumlah terbesar keempat ini sendiri merupakan gabungan dari 208 jenis suku bangsa Sulawesi, Untuk terbesar kelima adalah Suku Madura yang berasal dari Pulau Madura di sebelah timur utara Pulau Jawa yang populasinya menyebar cepat di berbagai wilayah Indonesia hingga mencapai 7,18 juta jiwa atau sekitar 3,03 persen dari populasi penduduk Indonesia.

    Kemajemukan bangsa Indonesia tidak hanya terlihat dari beragamnya jenis suku bangsa, namun terlihat juga dari beragamnya agama yang dianut penduduk. Suasana kehidupan beragama yang harmonis di lingkungan masyarakat heterogen dengan berbagai latar belakang agama terbangun karena toleransi yang saling menghargai perbedaan. Berbagai kegiatan sosial budaya berciri gotong royong memperlihatkan karakter masyarakat Indonesia yang saling menghormati antara berbagai perbedaan golongan, suku bangsa, hingga agama.

    Pemeluk agama di Indonesia dari jumlah yang paling banyak berturut-turut adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan agama lainnya. Pada tahun 2010 pemeluk agama Islam mencapai 207,2 juta jiwa atau 87,18 persen, selanjutnya agama Kristen sebesar 16,5 juta jiwa atau 6,96 persen, Katolik 6,9 juta  jiwa atau 2,91 persen, kemudian agama Hindu 4,01 juta jiwa atau 1,69 persen, dan terbesar kelima adalah agama Budha sebesar 1,7 juta jiwa atau 0,72 persen. Sementara itu agama Khong Hu Cu, yang tercatat sebagai agama yang paling akhir diakui pemerintah Indonesia mempunyai pemeluk sebesar 127,1 ribu jiwa atau 0,05 persen.

    Keragaman penduduk Indonesia selanjutnya terlihat dari penggunaan bahasa daerah yang cukup besar dalam kehidupan seharai-hari. Sebesar 79,5 persen penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa keseharian dan rumah tangga. Sedangkan 19,9 persen menggunakan bahasa Indonesia, sisanya sebesar 0,3 persen menggunakan bahasa asing.

    Keragaman Indonesia adalah kekayaan sekaligus berkah bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan proyeksi terakhir yang dilakukan oleh Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2018 bahkan telah mencapai 265 juta jiwa dengan komposisi terbesar berada di wilayah usia produktif. Jika tidak ada aral melintang berdasarkan prediksi Bank Dunia ekonomi Indonesia akan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia.

    Facebook   Twitter   Whatsapp   Salin URL

    sumber : www.indonesia.go.id

    Kemajemukan Masyarakat Indonesia

    Kemajemukan Masyarakat Indonesia

    Kemajemukan Masyarakat Indonesia

    Lestari Moerdijat Jul. 01, 2019 • 5 likes • 167,197 views

    Next SlideShares 1 of 20

    Kemajemukan Masyarakat Indonesia

    Economy & Finance Advertisement

    Recommended

    Ppt

    Putri Iskawati Waluyan

    3.7k views • 29 slides

    Struktur majemuk masyarakat indonesia

    HIMA KS FISIP UNPAD 6.8k views • 24 slides

    Hakekat Keragaman dan Kesetaraan Manusia - ISBD

    Fox Broadcasting 35.9k views • 10 slides

    Soal dan Jawaban - ISBD

    Fox Broadcasting 136.1k views • 8 slides

    Keberagaman dan kesederajatan

    Immawan Awaluddin 717 views • 16 slides

    Manusia, Keseragaman dan Kesederajatan

    خليفة السعدية السعدية

    4.7k views • 11 slides

    Konsep konsep he Norisuwanah Jaffar 6k views • 63 slides

    Konsep konsep asas hubungan etnik

    Firdaus Khalid 2.1k views • 15 slides Advertisement

    sumber : www.slideshare.net

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 20 day ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab