jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    indonesia tanahnya subur sehingga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, juga kaya akan kekayaan alam. hal ini lah yang menjadi incaran bangsa lain datang ke indonesia ingin menguasai dan menjajah indonesia. maka kita sebagai generasi penerus harus

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan indonesia tanahnya subur sehingga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, juga kaya akan kekayaan alam. hal ini lah yang menjadi incaran bangsa lain datang ke indonesia ingin menguasai dan menjajah indonesia. maka kita sebagai generasi penerus harus dari situs web ini.

    Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan

    Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan

    Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan

    Published by LPPSLH on September 19, 2018

    Indonesia, Negeri Kaya dan Subur Yang Seringkali Diabaikan – Semua bangsa mungkin menyadari bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya, dengan tanah yang subur, dan kekayaan alam yang melimpah. Pertanian dan perkebunan yang subur, industri kelapa sawit, pengolahan gula kelapa dan gula semut, dan banyak lagi yang menjadi satu tolak ukur kayanya alam di Indonesia. Bahkan karena hasil bumi yang melimpah itu, sebuah lagu menyebutkan bahwa Indonesia adalah ‘Tanah Surga’. Tentu hal itu sangat membanggakan bagi kita bangsa Indonesia. Tapi sayang, tak semua masyarakat Indonesia menyadarinya, bahkan jika ada yang menyadarinya pun tak mampu berbuat banyak, terlebih campur tangan bangsa lain yang sering menjadikan masyarakat Indonesia sebagai ‘kuli’ di ladang sendiri. Dari hal inilah, kita generasi muda harus lebih mencintai, menghargai, dan bangga akan apa yang dimilikinya, agar apa yang telah dianugerahkan Tuhan pada bangsa ini dapat diolah dengan baik, dan tidak diambil alih oleh bangsa lain.

    Dengan bekal tanah yang subur dan juga sumber daya manusia yang berkualitas, bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain. Bahkan tak jarang anak-anak Indonesia dapat tampil memukau diajang internasional. Tapi sayang, lagi-lagi kita harus lebih peka dan sadar terhadap lingkungan di sekitar kita, karena tak semua anak Indonesia memperoleh kesempatan yang sama dalam hal pendidikan, bahkan tak semua anak Indonesia dapat bersekolah dan bermain dengan nyaman selayaknya anak-anak di negeri merdeka. Lihat saja di lampu merah, kita masih mendapati anak-anak jalanan yang hidup menggantungkan dirinya dari beberapa menit lampu merah yang menyala, mulai dari mengamen, membersihkan kaca mobil, atau bahkan sekedar meminta dan memohon belas kasihan, bahkan tak jarang dari mereka melakukan hal itu dibawah tekanan. Kiranya dengan kondisi seperti itu kita tak hanya dijajah oleh bangsa lain, tapi diantara masyarakat sendiri pun dapat saling menjajah. Dalam hal seperti inilah kita perlu menyadari akan rasa persaudaraan, akan pentingnya rasa kecintaan antar masyarakat untuk tanah air yang mampu membuat bangsa ini lebih kuat dan percaya diri dengan keteguhannya sebagai Bhineka Tunggal Ika.

    Namun, semua hal yang terjadi di negeri ini tak lepas dari peranan pemerintah Indonesia yang mayoritas pejabatnya senang sekali menggunakan uang rakyat. Mulai dari dana pendidikan yang mengalir dari pemerintah dan sampai ditangan rakyat setelah melalui beberapa pemerasan pihak-pihak terkait yang tak bertanggungjawab. Atau dilema hutang negara yang membuat aset-aset penting bangsa Indonesia terpaksa berpindah tangan ke bangsa lain.

    Semua hal di atas tak lebih dari kurangnya inklusi sosial rasa kecintaan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat pun tak mempunyai rasa memiliki bagi sesamanya, melainkan rasa memiliki secara pribadi lah yang lebih kuat tertanam di benak masyarakat. Misalnya saja jika setiap masyarakat di Indonesia, khususnya para pejabat di pemerintahan dan lembaganya memiliki rasa kecintaan yang tinggi akan bangsanya, tentu mereka akan berpikir ulang jika akan melakukan tindakan korupsi, karena mereka menyadari bahwa apa yang dilakukannya akan menimbulkan kerugian bagi bangsa dan masyarakat sesamanya. Bukannya melakukan korupsi dan memperkaya diri pribadi tanpa peduli jeritan masyarakat bawah yang lebih membutuhkan.

    Terlepas dari itu semua, menanamkan inklusi sosial rasa kecintaan di hati kita masing-masing terhadap bangsa sejak dini akan mampu meningkatkan kesadaran dan kepedulian kita terhadap sesama, untuk lebih memelihara dan menghargai hak milik bersama, tidak korupsi, dan juga tidak egois untuk mewujudkan kesejahteraan hidup. Karena seiring dengan waktu, rasa kecintaan yang terus dipupuk dengan kepedulian sosial itu akan tumbuh dengan kuat, serta terpelihara untuk bersama-sama memajukan Indonesia menjadi lebih baik.

    sumber : www.lppslh.or.id

    Indonesia tanahnya subur sehingga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, juga kaya akan kekayaan alam. Hal

    Indonesia tanahnya subur sehingga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, juga kaya akan kekayaan alam. Hal ini lah yang menjadi incaran bangsa lain datang ke - 3907204…

    !function(a,b,c,d,e){a.ddCaptchaOptions=e||null;var m=b.createElement(c),n=b.getElementsByTagName(c)[0];m.async=0,m.src=d,n.parentNode.insertBefore(m,n)}(window,document,"script","https://js.captcha-display.com/xhr_tag.js", {ajaxListenerPath: ["brainly.co.id/api", "brainly.co.id/graphql", "api-textbook-solutions.brainly.com", "question-matching-textbook-solutions.brainly.com"], withCredentials: true, sessionByHeader: true, overrideAbortFetch: true, allowHtmlContentTypeOnCaptcha: true });

    Indonesia tanahnya subur sehingga dapat tumbuh berbagai tumbuhan, juga kaya akan kekayaan alam. Hal - Brainly.co.id

    sumber : brainly.co.id

    Rempah

    Rempah-rempah menjadi awal mula datangnya sejumlah bangsa-bangsa eropa ke Nusantara atau Indonesia. Halaman all

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

    Kompas.com Skola

    Rempah-Rempah, Alasan Bangsa Eropa Datang ke Indonesia

    Kompas.com - 09/02/2020, 16:00 WIB

    Lihat Foto

    Biji dan bunga pala dijemur warga Desa Gamtala, Kecamatan Jailolo, Maluku Utara, Sabtu (18/5/2013). Rempah-rempah seperti pala dan cengkeh merupakan produk utama yang dihasilkan di daerah tersebut. (KOMPAS/AMANDA PUTRI)

    Cari soal sekolah lainnya

    Penulis Ari Welianto | Editor Ari Welianto

    KOMPAS.com - Rempah-rempah menjadi awal mula datangnya bangsa-bangsa Eropa ke Nusantara atau Indonesia.

    Kedatangan mereka berambisi untuk berburu dan menguasai rempah-rempah dengan menjajah Nusantara. Karena rempah-rempah yang dimiliki Indonesia sangat melimpah, ada diberbagai wilayah.

    Bahkan menjadi komoditas dengan nilai jual tinggi atau mahal pada waktu itu. Rempah-rempah juga memiliki manfaat untuk pengobatan dan kesehatan.

    Sekitar 1390, setiap tahunnya, cengkeh yang masuk ke Eropa mencapai sekitar 6 metrik ton dan buah pala sekitar 1,5 metrik ton.

    Bangsa Eropa yang pertama datang ke Nusantara, yakni Portugis. Kemudian Spanyol dan Belanda yang datang ke Indonesia sebagai pedagang.

    Baca juga: Sejarah Singkat Lahirnya VOC

    Bahkan Belanda kemudian membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau persekutuan dagang Belanda. Kemudian VOC menguasai Indonesia dalam waktu yang cukup lama.

    Awal mula negara masuk Indonesia

    Dikutip situs, www.indonesia.go.id, bermula usai menaklukan bandar Malaka pada 1511, bangsa Portugis yang dipimpin Fransisco Serrau bertolak menuju pusat produksi rempah-rempah Nusantara di Maluku.

    Kedatangan bangsa Portugis rupanya menarik perhatian Sultan Ternate, Abu Lais waktu itu. Kemudian menawarkan pendirian benteng di Ternate dengan imbalan produksi cengkeh sepenuhnya akan dijual kepada Portugis.

    Adanya tawaran tersebut membuat Portugis menyepakati kerjasama. Inilah awal mula periode kolonialisme di Indonesia.

    Dimulai dari ambisi penguasaan dagang rampah-rempah yang melimpah di Nusantara oleh bangsa-bangsa Eropa.

    Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), Kerajaan Ternate dan Tidore cepat berkembang berkat hasil rempah-rempah yang dimilikinya terutama cengkeh.

    Awalnya Kerajaan Ternate dan Tidore hidup berdampingan secara damai.

    Baca juga: Kedatangan Bangsa Spanyol di Indonesia

    Tapi kedamaian itu tidak berlangsung lama, apalagi setelah datangnya bangsa Portugis dan Spanyol. Mereka datang mengadu domba, akibatnya kedua kerajaan tersebut pecah dan saling bersaing.

    Portugis datang ke Maluku dengan menjadikan Ternate sebagai sekutunya. Sementara Spanyol datang ke Maluku pada 1521 dengan menjadikan Tidore sebagai sekutunya.

    Kedatangan mereka tidak hanya melakukan monopoli perdagangan tapi juga ikut campur dalam pemerintahan dalam negeri.

    Persaingan Portugis dan Spanyol untuk menguasai Maluku akhirnya mendorong kedua bangsa tersebut untuk menyelesaikan konflik. Mereka kemudian mengadakan perjanjian Saragosa pada 1529.

    Hasil perjanjian, bangsa Spanyol harus meninggalkan Maluku dan akhirnya menguasai Filipina. Sementara bangsa Portugis tetap melakukan perdagangan di Maluku.

    Kemudian pada 1641 datang pedagang Belanda dan membentuk VOC setelah Portugis kalah. Periode tersebut muncul monopoli pada komoditas pala pada 1621, selanjutnya pada 1650 cengkeh juga dikenakan monopoli.

    Baca juga: Rempah-rempah Khas di Indonesia

    VOC menjadi perusahaan swasta paling kaya di sepanjang zaman dalam menerapkan kebijakan monopoli. Bahkan melakukan tanam paksa yang mengubah warna perdagangan dunia.

    Jenis rempah-rempah

    Setidaknya ada tujuh jenis rempah-rempah yang menjadi kekayaan Indonesia, yakni lada, kayu manis, pala, vanila, cengkeh, kunyit, dan jahe.

    Lada

    Di Indonesia tanaman lada banyak tersebar di Aceh, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan.

    Kemudian Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada 2016, lada menjadi komoditas rempah utama Indonesia.

    Cengkeh

    Cengkih merupakana tanaman asli Indonesia dari Kepulauan Maluku, Cengkeh pernah menjadi rempah populer dan mahal di masa awal ekspansi Portugis.

    Waktu itu warga sama dengan harga sebatang emas. Di Indonesia cengkeh ada disejumlah wilayah, yakni Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Maluku.

    Baca juga: Lada, Rajanya Rempah-rempah Dunia Ada di Indonesia

    Kemudian ada di NTT, Papua, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, dan DIY.

    Kayu manis

    Kayu manis merupakan rempah yang memiliki aroma harus dan rasanya yang khas. Itu membuat kayu manis biasa dipakai sebagai pelengkap kue atau minuman.

    Kayu manis tersebar di sejumlah wilayah, yakni Jambi, Sumatera Barat dan DIY. Pada 2016, kayu manis menjadi komoditas besar kedua setelah lada.

    Pala

    Pala merupakan tanaman khas Banda dan Maluku. Tapi penyebarannya di sejumlah wilayah, yakni Bengkulu, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Utara.

    sumber : www.kompas.com

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 14 day ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab