jelaskan kebijakan menjadikan bahasa arab menjadi bahasa resmi negara pada masa abdul malik bin marwan
Muhammad
Guys, ada yang tau jawabannya?
dapatkan jelaskan kebijakan menjadikan bahasa arab menjadi bahasa resmi negara pada masa abdul malik bin marwan dari situs web ini.
Abdul Malik bin Marwan
Abdul Malik bin Marwan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
'Abdul Malik bin Marwan
عبد الملك ابن مروان
Dinar emas yang dicetak Umayyah pada 695, sangat mungkin menggambarkan 'Abdul Malik
Khalifah
Berkuasa 12 April 685 – 8 Oktober 705
(20 tahun, 180 hari)
Pendahulu Marwan bin al-Hakam
Penerus Al-Walid bin 'Abdul Malik
Kelahiran 646
Madinah, Jazirah Arab[1]
Kematian 8 Oktober 705 (usia 59)
Damaskus
Wangsa Umayyah (Marwani)
Nama dan tanggal periode
Kekhalifahan Umayyah: 661–750
Ayah Marwan bin al-Hakam
Ibu 'Aisyah binti Mu'awiyah bin Al-Mughirah[2]
Pasangan Walladah binti Al-'Abbas[2]
'Atikah binti Yazid
Fatimah binti Hisyam
Anak Al-Walid Hisyam Sulaiman Yazid Fatimah Agama Islam
'Abdul Malik bin Marwan (bahasa Arab: عبد الملك ابن مروان‎, 646/47– Oktober 705) adalah khalifah yang berkuasa pada tahun 685 sampai 705. Dia merupakan salah seorang khalifah Umayyah di Syria yang paling lama berkuasa. 'Abdul Malik mewarisi tampuk kekhalifahan dari ayahnya dan diteruskan oleh anaknya. Sepeninggalnya, empat putranya diangkat menjadi khalifah. 'Abdul Malik berasal dari Bani Umayyah cabang Marwani.
Pada masa kekuasaannya, 'Abdul Malik berhasil menyatukan seluruh kekhalifahan dalam kendali tunggal Umayyah yang berpusat di Syria, mengalahkan 'Abdullah bin Zubair yang menjadi khalifah pesaing di Makkah, dan mengakhiri perang saudara. 'Abdul Malik juga merupakan khalifah yang pertama kali mencetak dinar dan menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi di pemerintahan. Dia juga menjadikan keluarganya sebagai pusat kekuasaan dengan memberikan mereka berbagai kedudukan penting, seperti gubernur dan panglima. Secara pribadi, 'Abdul Malik dikenal sebagai sosok ahli ibadah dan zuhud. Sepeninggalnya, takhta diwariskan kepada salah seorang putranya, Al-Walid.[3]
Awal kehidupan[sunting | sunting sumber]
'Abdul Malik lahir pada Ramadhan tahun 23 H (646/647)[4][5] di kediaman ayahnya, Marwan bin al-Hakam, di Madinah[6] pada masa kekuasaan Khalifah 'Utsman bin 'Affan. Dia tumbuh di Madinah sebagai pribadi yang saleh dan zuhud.[7][6] Ayahnya adalah sekretaris dan tangan khalifah. 'Abdul Malik sendiri juga menyaksikan terbunuhnya 'Utsman bin 'Affan pada tahun 656.[8] Enam tahun kemudian, 'Abdul Malik diangkat oleh Khalifah Mu'awiyah bin Abu Sufyan sebagai pemimpin pasukan dari Madinah saat perang melawan Kekaisaran Romawi Timur.[8] Setelahnya, Marwan kembali ke Madinah dan menjadi pendamping ayahnya yang menjabat sebagai Gubernur Madinah.[6]
Mu'awiyah mangkat pada 680. Putra dan penerusnya, Yazid bin Mu'awiyah, tidak mendapat pengakuan dari beberapa tokoh Muslim. Gaya hidup dan beberapa kebijakan Yazid menjadikan rasa penolakan terhadap Yazid meluas menjadi sentimen anti-Umayyah. Bani Umayyah kemudian diusir penduduk Madinah dari kota, termasuk 'Abdul Malik dan ayahnya.[8] Di tengah perjalanannya menuju Syria yang merupakan pusat kekuatan Umayyah, 'Abdul Malik bertemu dengan pasukan pimpinan Muslim bin 'Uqbah yang ditugaskan Yazid untuk menundukkan Madinah. 'Abdul Malik kemudian memberikan beberapa informasi mengenai pertahanan Madinah. Pada Agustus 683, pihak Madinah berhasil dikalahkan pasukan Umayyah pimpinan Muslim bin 'Uqbah pada Pertempuran Al-Harrah.[8]
Yazid meninggal dan digantikan oleh putranya, Mu'awiyah bin Yazid. Sebagai bentuk perlawanan kepada Umayyah, 'Abdullah bin Zubair juga menyatakan dirinya sebagai khalifah, sehingga kekhalifahan terbelah dua antara pihak Makkah (pusat kekuasaan 'Abdullah bin Zubair) dan Damaskus (pusat kekuasaan Umayyah). Mu'awiyah hanya berkuasa selama beberapa bulan dan meninggal dalam usia muda. Sebagian pendapat menyatakan bahwa Mu'awiyah sempat turun takhta sebelum meninggal. Sepeninggal Mu'awiyah, beberapa kawasan menyatakan ketundukan kepada 'Abdullah bin Zubair, begitu pula sebagian tokoh dan penguasa di Syria.[9] Dalam musyawarah di Jabiyah yang dihadiri suku-suku pendukung Umayyah, disebut kelompok Yamani, Marwan ditetapkan sebagai khalifah yang baru yang berkuasa di Damaskus pada 684.[9]
Pada masa kekuasaan Marwan, 'Abdul Malik menjadi penasihat dekatnya[6] dan diangkat menjadi Gubernur Palestina.[10][11] Dia kemudian diangkat ayahnya menjadi putra mahkota dan saudaranya, 'Abdul 'Aziz, sebagai putra mahkota kedua.[12] Penetapan ini sebenarnya menyalahi kesepakatan yang dilakukan di Jabiyah bahwa sepeninggal Marwan, takhta harus diserahkan kepada Khalid, saudara Mu'awiyah bin Yazid, dan kemudian kepada 'Amr bin Sa'id Al-Asydaq.[13] Meski begitu, Marwan berhasil mendapat kesepakatan dari kelompok Yamani, meski 'Abdul Malik kurang memiliki pengalaman dalam urusan pemerintahan kala itu.[12] Setelah Marwan mangkat pada 685, 'Abdul Malik dinyatakan sebagai khalifah di Al-Quds.[11]
Khalifah[sunting | sunting sumber]
Rintangan awal[sunting | sunting sumber]
Meski Syria dan Mesir sudah berada dalam kendali Umayyah pada masa Marwan, beberapa kawasan masih mengakui kedaulatan 'Abdullah bin Zubair. Mengembalikan kedaulatan Umayyah atas seluruh wilayah kekhalifahan menjadi perhatian utama 'Abdul Malik.[14]
Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan
Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan
OPEN JOURNAL SYSTEMS
Download This
JUSPI is indexed by
USER LANGUAGE INFORMATION For Readers For Authors For Librarians
View Juspi Stats HOME ABOUT LOGIN REGISTER SEARCH CURRENT ARCHIVES ANNOUNCEMENTS AUTHOR GUIDELINES PUBLICATION ETHICS
Home > Vol 3, No 2 (2020) > Hayani
Arabisasi Pemerintahan Islam pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan
Surma Hayani, Nurhasanah Bakhtiar
Abstract
Pemerintahan Dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Khalifah Abdul Malik pada tahun 23H-86H, yaitu memajukan dan mengembangkan pemerintahan Arab dengan menyebarkan syariat-syariat Islam. Tetapi pada masa itu juga Abdul Malik bin Marwan mengalami kesulitan karena ada yang menentangnya dalam menguasai negara Arab, yang bernama Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi, mereka memperebutkan kekuasaan negara dan bangsa, tetapi yang berhasil dalam perebutan ini ialah Abdul Malik bin Marwan. Oleh sebab itu tujuan dari tulisan ini adalah untuk menganalisis pemerintahan Islam yang dikembangkan oleh khalifah Abdul Malik bin Marwan serta peristiwa penting dan kebijakan dalam kepemimpinan Dinasti Umayyah. Selanjutnya jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan histories. Hasil dari penelitian ini adalah khalifah Abdul Malik bin Marwan menjadikan menjadikan bahasa Arab menjadi bahasa resmi negara, mengganti mata uang, pembaharuan ragam tulisan bahasa Arab, pembaharuan bidang perpajakan, pengembangan sistem pos, kerajinan dan lain-lain.
Kata Kunci: pemerintahan Islam, kemajuan, perkembangan, Abdul Malik bin Marwan.
Keywords
Arabic government, progress, development, Abdul Malik bin Marwan.
Full Text:
References
Al-‘Isy, Yusuf. (2007). Sejarah Dinasti Umayyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Al-‘Isy, Yusuf. (2009). Dinasti Umawiyah. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Amin, Husyn Ahmad. (1997). Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Bandung: Remaja Rosdakarta Offset.
Arief, Armai. (2004). Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-lembaga Pendidikan Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Angkasa.
Kholison, M. (2015). Bahasa Arab: Sejarah dan Perkembangannya. Jurnal Sejarah dan Perkembangan, 7(1). Retrieved from http://ejournal.iain-jember.ac.id/index.php/turats/article/view/76.
Kuswanjono, Arqom. (2016). Hakikat Ilmu dalam Pemikiran Islam. Jurnal Filsafat, 26(2). Retrieved from https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/view/12787/9152.
Mansur, Fadli Munawwar. (2003). Pertumbuhan dan Perkembangan Budaya Arab pada Masa Bani Umayyah. Jurnal Humaniora, 15(2). DOI: https://doi.org/10.22146/jh.785.
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nizar, Samsul. (2013). Sejarah Pendidikan Islam (Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rasulullah sampai Indonesia). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Permana, Farid. (2018). Pendidikan Islam dan Pengajaran Bahasa Arab pada Masa Dinasti Umayyah, Jurnal Ilmiah Al-Qalam, 12(2). Retrieved from https://jurnal.stiq-amuntai.ac.id/index.php/al-qalam/article/download/74/64
Rachman, Taufik. (2018). Bani Umayyah di lihat dari tiga Fase (Fase terbentuk, Kejayaan dan Kemunduran). Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 2(1). Retrieved from http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/juspi/article/download/1079/1428.
Rianawati. 2010. Sejarah dan Peradaban Islam. Pontianak: STAIN Pontianak Press.
Saputri, Itsnawati Nurrohman. (2017). Perkembangan Kubah Batu, Masjid Damaskus, Perluasan Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi pada Masa Khalifah Abdul Malik bin Marwan dan Walid bin Abdul Malik. Jurnal Millati, 2(2). Retrieved from http://millati.iainsalatiga.ac.id/index.php/millati/article/download/1256/796.
Sunanto, Musyrifah. (2003). Sejarah Islam Klasik. Bogor: Kencana.
Syah, Hidayah. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Pekanbaru: Indrasakti Riau.
Syu'ub, Muhammad. (Tanpa Tahun). Sejarah Bani Umayyah. Jakarta: PT.Bulan Bintang.
Yakub, dkk. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Medan: Perdana Publishing.
DOI: http://dx.doi.org/10.30829/juspi.v3i2.6509
Refbacks
There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2020 JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam)
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam)Program Studi Sejarah Peradaban Islam (Study Programme of History of Islamic Civilization),
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan, Indonesia
Email: [email protected]
JUSPI is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
mengapa bahasa arab menjadi bahasa resmi negara pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan ? apakab
Mengapa bahasa arab menjadi bahasa resmi negara pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan ? apakab latar belakang khalifah memilih bahasa arab dan bukan - 50319…
!function(a,b,c,d,e){a.ddCaptchaOptions=e||null;var m=b.createElement(c),n=b.getElementsByTagName(c)[0];m.async=0,m.src=d,n.parentNode.insertBefore(m,n)}(window,document,"script","https://js.captcha-display.com/xhr_tag.js", {ajaxListenerPath: ["brainly.co.id/api", "brainly.co.id/graphql", "api-textbook-solutions.brainly.com", "question-matching-textbook-solutions.brainly.com"], withCredentials: true, sessionByHeader: true, overrideAbortFetch: true, allowHtmlContentTypeOnCaptcha: true });
mengapa bahasa arab menjadi bahasa resmi negara pada masa khalifah Abdul Malik bin Marwan ? apakab - Brainly.co.id
Guys, ada yang tau jawabannya?