jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    koneksi antar materi modul 2.2 pembelajaran sosial dan emosional

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan koneksi antar materi modul 2.2 pembelajaran sosial dan emosional dari situs web ini.

    GURU BERBAGI

    PEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONAL PGP-1-Kab.Bone-Surya Ningsi-2.2-Koneksi Antar Materi   Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pembelajaran dalam memahami, menghayati, mengelola emosi dan mencapai tujuan positif serta pembelajaran yang mengajarkan bagaimana kita merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain serta membangun dan mempertahankan hubungan yang positif atau terampil dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. PSE sangat penting untuk dipelajari […]

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

    Disukai 5 Dilihat 7875

    BACAAN

    sumber ilustrasi : Dokumentasi pribadi tugas modul 2.2

    Diterbitkan : 30 Juni 2021 13:19Sumber : Surya Ningsi, S.Pd., M.Pd.Penulis : SURYA NINGSIPEMBELAJARAN SOSIAL-EMOSIONALPGP-1-Kab.Bone-Surya Ningsi-2.2-Koneksi Antar MateriPembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pembelajaran dalam memahami, menghayati, mengelola emosi dan mencapai tujuan positif serta pembelajaran yang mengajarkan bagaimana kita merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain serta membangun dan mempertahankan hubungan yang positif atau terampil dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab. PSE sangat penting untuk dipelajari dan dipahami oleh setiap orang khususnya guru. Sebagai guru, tentunya memiliki banyak aktivitas, bukan hanya di sekolah saja, namun kegiatan di rumah atau di lingkungan masyarakat. Dengan banyaknya kegiatan tersebut, tidak menutup kemungkinan guru akan berada pada situasi yang menegangkan, melelahkan dan sulit dalam mengendalikan diri serta emosi. Tidak terbayangkan bila situasi ini terbawa ke lingkungan sekolah atau kelas.

    Di kelas, saat guru mengajar dengan kondisi emosi yang tidak stabil atau tidak terkontrol bahkan dalam kondisi guru memiliki banyak beban pikiran seperti stres, maka dapat saja timbul hal yang tidak menyenangkan dan tidak diinginkan. Misalnya, pada saat pembelajaran. Jika guru masuk ke dalam kelas dalam kondisi lelah, banyak beban, peran dan tanggung jawab yang harus segera diselesaikan pada saat yang bersamaan, maka ketika dihadapkan pada kondisi kelas dimana saat pembelajaran berlangsung, salah seorang murid melakukan aktivitas lain yang menggangu murid lain dalam kelas, tentu dapat menimbulkan konflik. Lalu, sebagai guru apa yang akan kita lakukan? Apakah sebagai guru kita akan marah? Apakah kita sebagai guru akan menegur murid tersebut dengan cara mempermalukannya di depan teman-temannya?Ataukah kita akan membiarkan murid tersebut asyik dengan dunia lainnya di saat murid lain sedang fokus pada apa yang sedang dipelajari? Tentunya, sebagai guru kita tidak akan memposisikan murid sebagai terdakwa. Jika demikian, langkah apa yang sebaiknya tepat dilakukan oleh guru untuk merespon kondisi tersebut?

    Pembelajaran sosial emosional mengajarkan agar setiap individu dapat mengenal dan mengendalikan emosinya. Perlu bagi setiap orang untuk mengenal emosinya lebih dini agar mampu berpikir lebih jernih, bersikap lebih tenang, mampu membantu setiap orang dan berempati serta mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Pembelajaran kompetensi sosial emosional ini dapat dilatihkan oleh guru dan murid di sekolah dalam lingkup kegiatan rutin (di luar kegiatan akademik), terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protokol (budaya atau tata tertib).PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu dan mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan melalui implementasi 5 kompetensi yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan sosial dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab agar mampu mencapai kesuksesan. Sebagai guru, kita dituntut untuk menggabungkan pembelajaran berdiferensiasi dengan pembelajaran sosial-emosional sebagaimana dalam kerangka CASEL yang menjelaskan pentingnya kolaborasi akademik dengan pembelajaran sosial dan emosional.

    PSE yang diterapkan berbasis kesadaran penuh (mindfullnes) dengan Latihan STOP. Adapun teknik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sosial emosional seperti bernafas dengan kesadaran penuh, identifikasi perasaan, melukis dengan jari, membuat jurnal diri, membuat puisi akrostik, membuat kolase diri, memeriksa perasaan diri, menuliskan ucapan terima kasih, mengidentifikasi emosi, mindful eating, cari teman baru, mengenali situasi menantang, latihan menyadari kondisi tubuh (Body Scanning), kegiatan menulis surat, kegiatan role play komunikasi aktif, dan kegiatan menulis pengalaman bekerjasama dalam kelompok. Adapun koneksi antar materi pembelajaran sosial dan emosional digambarkan dalam bagan berikut:

    https://guruinovatif-my.sharepoint.com/:b:/p/suryaningsi_sman3/EVY0–KorgFPsVZg_PkHrjUBllZp2QPX9bzhN624ag9T_w?e=uRpxgA

    https://youtu.be/9kr6II8xuWM

    AddThis Sharing Buttons

    Share to More Bookmark

    sumber : ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

    SMADANGAWI – Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Pemikiran KHD tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan...

    Artikel

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional

    By SmadaNgawi - March 3, 2023 0 383 Facebook Twitter Pinterest WhatsApp

    SMADANGAWI – Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

    Pemikiran KHD tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid untuk mewujudkan kekuatan (potensinya).

    Kesadaran akan proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) pada tahun 1995.

    Sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik, peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk mendorong perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak dalam komunitas sekolah.

    Pengertian Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

    Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE) adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.

    Tujuan Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

    Memahami, menghayati dan mengelola emosi (kesadaran diri)

    Menetapkan dan mencapai tujuan positif (manajemen diri)

    Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

    Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan membangun relasi)

    Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab)

    Capaian Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE)

    Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapat meningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) secara optimal.

    Meningkatkan kompetensi sosial dan emosional, terciptanya lingkungan belajar yang lebih positif, peningkatan sikap positif dan toleransi murid terhadap dirinya, orang lain dan lingkungan sekolah

    Menghasilkan murid-murid yang berkarakter, disiplin, santun, jujur, peduli, responsif, proaktif, mendorong anak untuk memiliki rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan humaniora.

    Menerapkan PSE dengan kerangka CASEL (Collaborative for the Advancement of Social and Emotional Learning). Pembelajaran Sosial Emosional dalam kerangka CASEL ini mencakup 5 komponen yaitu: Kesadaran Diri (Self Awareness), Pengelolaan Diri (Self Management), Kesadaran Sosial (Social Awareness), Kemampuan Berinteraksi Sosial (Relationship Skills), Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab (Responsible Decision-Making).

    5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE)

    Kesadaran Diri: kemampuan untuk memahami perasaan, emosi, dan nilai-nilai diri sendiri, dan bagaimana pengaruhnya pada perilaku diri dalam berbagai situasi dan konteks kehidupan.

    Manajemen Diri: kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi

    Kesadaran Sosial: kemampuan untuk memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang, budaya, dan konteks yang berbeda-beda.

    Keterampilan Berelasi: kemampuan untuk membangun dan mempertahankan hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.

    Pengambilan Keputusan yang Bertanggung Jawab: kemampuan untuk mengambil pilihan-pilihan membangun yang berdasar atas kepedulian, kapasitas dalam mempertimbangkan standar-standar etis dan rasa aman, dan untuk mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri, masyarakat, dan kelompok.

    Well-Being

    Well-being adalah kondisi nyaman, sehat, dan bahagia. Kondisi individu yang memiliki sikap yang positif terhadap diri sendiri dan orang lain, dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri, dapat memenuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan dengan baik, memiliki tujuan hidup dan membuat hidup mereka lebih bermakna, serta berusaha mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

    Implementasi Kompetensi Sosial dan Emosional

    Pengajaran KSE secara eksplisit

    Murid secara khusus memiliki kesempatan untuk menumbuhkan, melatih, dan merefleksikan kompetensi sosial dan emosional dengan cara yang sesuai dan selaras dengan perkembangan budaya

    Integrasi KSE dalam praktek mengajar guru dan kurikulum akademik

    Tujuan KSE diintegrasikan ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi akademik, musik, seni, dan pendidikan jasmani.

    sumber : smadangawi.sch.id

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional Halaman 1

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

    PENDIDIKAN

    Koneksi Antar Materi Modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional

    28 November 2022   22:31 Diperbarui: 28 November 2022   22:35 3466

    +

    Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Lihat foto

    Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

    KONEKSI ANTAR MATERI

    PEMBELAJARAN SOSIAL -- EMOSIONAL

    Oleh : Aspar

    CGP A.6.18 Sumatera Barat

    Proses pembelajaran anak didik tidak tergantung pada aspek inteligensi atau kemampuan kognitif saja. Modul 1.1 Program Guru Penggerak yakni Refleksi Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan yang dilaksanakan haruslah berpihak pada anak. Menurut KHD setiap anak mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, tetapi juga dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Pada modul 2.2 ini aspek emosi dan sosial menjadi fokus utama. Hal ini diwujudkan dalam pembelajaran sosial dan emosional.

    Pembelajaran sosial emosional bertujuan mengembangkan karakteristik anak didik dalam bentuk sosial dan emosional. Lebih lanjut diharapkan dapat mempengaruhi orang lain dan lingkungannya. Pembelajaran sosial emosional adalah proses mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi ini merupakan modal murid dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar. Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar penanaman pendidikan karakter kepada murid. Mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional di selama proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran. Hal ini bermanfaat sehingga guru dapat melayani kebutuhan belajar murid dan mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dalam meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being).

    Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh Kepala Sekolah, Guru, murid, Tenaga Kependidikan, wali murid dan warga sekolah lainnya. Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak menyatakan bahwa salah satu nilai guru penggerak adalah kolaboratif. Pembelajaran sosial dan emosional merupakan aplikasi langsung dari nilai dan peran guru penggerak yang dipelajari pada modul 1.2. Proses kolaborasi memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional. Proses kolaborasi bertujuan mewujudkan kompetensi sosial dan emosional warga sekolah antara lain:

    Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)

    Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

    Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

    Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

    Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab).

    Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran sosial emosional di atas maka seorang guru penggerak harus melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak. Hal ini dapat dilakukan oleh guru dengan merancang perubahan melalui model manajemen BAGJA seperti pada modul 1.3. Model ini sesuai dengan filosofi dan visi guru penggerak yaitu yang berpihak pada kepentingan murid. Artinya, melaksanakan pembelajaran sosial - emosional merupakan sebuah wujud prakarsa perubahan yang dilakukan oleh seorang guru penggerak. Prakarsa perubahan yang dibuat dapat dilakukan dengan melaksanakan Pembelajaran Sosial dan Emosional pada 3 ruang lingkup kegiatan. Ruang lingkup tersebut adalah kegiatan rutin di luar pembelajaran akademik, terintegrasi dalam pembelajaran, dan protokol, budaya, atau peraturan sekolah yang disepakati bersama (keyakinan kelas).

    Makan Ini Akan Pulihkan Pankreas Pasien Diabetes 100% (Baca)

    Recommended by

    Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan keadilan. Kesadaran penuh (Mindfulness) merupakan dasar penguatan lima kompetensi sosial dan emosional. Praktik kesadaran penuh dapat dilakukan dengan menggunakan teknik STOP. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran penuh secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit, dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah. Harapannya budaya positif sesuai dengan modul 1.4 tentang Budaya Positif dapat terwujud.

    Pembelajaran Sosial dan Emosional, seorang guru harus dapat memahami emosi masing-masing murid agar dapat mengontrol diri dan dapat menerapkan budaya positif yang baik di sekolah sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi siswa yang proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional ini sangat berpengaruh positif dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin karena motivasi yang dibangun itu muncul dari motivasi internal dan dengan kesadaran diri dan manajemen diri.

    sumber : www.kompasiana.com

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 21 day ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab