jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    menurut pendapat anda, apakah pembagian tipe solidaritas sesuai tempat tinggal seperti ini masih berlaku dan apa alasannya? jelaskan tipe solidaritas yang ditemui di sekitar tempat tinggal anda saat ini dan sertakan alasannya.

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan menurut pendapat anda, apakah pembagian tipe solidaritas sesuai tempat tinggal seperti ini masih berlaku dan apa alasannya? jelaskan tipe solidaritas yang ditemui di sekitar tempat tinggal anda saat ini dan sertakan alasannya. dari situs web ini.

    Solidaritas Sosial untuk Covid

    Solidaritas sosial tumbuh di level individu dan masyarakat lokal sesuai kearifan lokal masing-masing. Dengan solidaritas sosial tersebut, masyarakat pada akhirnya rela untuk menaati iimbauan pemerintah dan menyumbangkan sebagian kemampuannya untuk menolong sesama demi kebaikan bersama.

    Solidaritas Sosial untuk Covid-19 Bisa Diwujudkan Dengan Banyak Cara

    14 April 2020, 11:40 WIB

    Oleh: Agung 45602 PDF Version

    Solidaritas sosial tumbuh di level individu dan masyarakat lokal sesuai kearifan lokal masing-masing. Dengan solidaritas sosial tersebut, masyarakat pada akhirnya rela untuk menaati iimbauan pemerintah dan menyumbangkan sebagian kemampuannya untuk menolong sesama demi kebaikan bersama.

    Demikian beberapa butir kesimpulan dari Serial Diskusi bertajuk Bangkitnya Solidaritas Sosial di Tengah Covid-19. Diskusi yang diselenggarakan Fisipol UGM melalui media daring berlangsung hari Senin (13/4), dengan narasumber Dr. Arie Sudjito dan Fina Itriyati, M.A dan moderator Gilang Desti Parahita, S.IP., M.A.

    Terlepas dari sejauh mana efektifitas intervensi pemerintah dalam menghadapi krisis Covid-19, tumbuhnya solidaritas sosial di masyarakat ini berhubungan erat dengan karakter yang dimiliki masyarakat lokal. Meski begitu, intervensi pemerintah tetap diperlukan agar solidaritas sosial dapat berlangsung lebih panjang, sebab belum bisa diprediksi sampai kapan krisis ini akan berakhir.

    Arie Sudjito berpendapat solidaritas sosial yang ditunjukan saat menghadapi pandemi Covid-19, antara lain inisiasi masyarakat di level komunitas untuk melakukan perlindungan diri, baik terkait soal kesehatan, keamanan dan kenyamanan yang bertajuk “lock down komunitas”. Mereka secara bersama melakukan penyemprotan disinfektan di lingkungan, membagi masker, hand sanitizer, kampanye stay at home, isolasi keluarga dan lain-lain.

    Belum lagi gerakan kemanusiaan berbasis sosial ekonomi, mulai dari charity sampai dengan jaminan sosial warga, berupa bantuan makanan, subsidi kelompok rentan, solidaritas pemotongan gaji dan lain-lain, dan kampanye literasi sosial diantaranya peduli sehat dan solidaritas membantu korban.

    Arie mengakui persoalan pandemi Covid-19 bukan saja persoalan kesehatan, namun juga berdampak secara sosial. Disitu ada ketegangan, kecurigaan, ketidakpercayaan, juga persoalan kemerosotan ekonomi yang melahirkan kesenjangan sosial yang sangat berpotensi memunculkan konflik kekerasan, dan kriminalitas. Sementara sebagian masyarakat lain masih ada yang menerjemahkan physical and social distancing ini secara berlebihan sehingga memunculkan provokasi dan menciptakan eksklusi sosial hingga ada peristiwa penolakan pemakaman, penutupan akses dan tindakan yang kontraproduktif lainnya.

    “Solidaritas sosial akibat Covid-19 ini secara spontan entah mereka melihat dari televisi dan media sosial lain yang kaitannya dengan perlindungan diri terkait kesehatan. Jadi, kalau di pemerintah membuat PSBB maka di tingkat lokal mereka membuat perlindungan diri, dengan bersih lingkungan memberikan hand sanitizer, tidak lagi menunggu. Penjahit-penjahit pun kemudian membuat masker, membuat slogan ajakan stay at home dan itu merupakan ajakan yang nampak," ucapnya.

    Ia menjelaskan karakter bencana Covid-19 saat ini berbeda dengan bencana-bencana sebelumnya seperti erupsi gunung berapi atau gempa. Jika bencana seperti gempa di Bantul beberapa tahun lalu solidaritas masyarakat bisa dilakukan secara massal dengan bergotong royong membantu secara material dan tenaga maka saat pandemi Covid masyarakat dituntut dengan cara-cara yang cerdas.

    “Di Covid-19 ini, membangun solidaritas bukan semata-mata grudukan massal, di bencana kali ini caranya harus tepat. Seperti ajakan yang dilakukan Didi Kempot dan Sobat Ambyar belum lama ini, cara-cara seperti ini mendapat respons yang positif hingga berhasil mengumpulkan donasi sekitar 6,5 miliar. Ini ikon masyarakat kontemporer ketika lagu sebagai salah satu cara membangun solidaritas," jelasnya.

    Menurutnya, negara mungkin sedang merumuskan dan menjalankan apa yang sedang disepakati bersama saat ini, tetapi perlu kiranya mempertimbangkan hal-hal positif yang telah terjadi dengan solidaritas masyarakat akhir-akhir ini. Banyak pengetahuan lokal tentang pertahanan diri baik yang positif maupun negatif bisa menjadi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan.

    “Saya kira agenda kedepan penguatan masyarakat sipil dengan edukasi sehat, literasi informasi dan care untuk kemanusiaan menjadi pelajaran penting untuk selalu dikembangkan," imbuhnya.

    Itriyani menambahkan jika dibandingkan negara-negara lain, masyarakat Indonesia memiliki kultur gotong royong yang kuat karena kultur kolektivitas interdependensi masyarakat bisa secara spontan bahu membahu saling membantu untuk saudara-saudaranya yang terdampak secara sosial ekonomi akibat Covid-19 ini. Bantuan-bantuan tersebut bisa berkaitan dengan kesehatan, material, bahan pokok dan sebagainya.

    “Negara lain akan beda tantangannya karena individualized society, kultur gotong royong susah untuk diorganisasikan. Oleh karena itu, solidaritas sosial inisiasi masyarakat ini dapat dibangun di level nasional dengan mengandalkan kerja sama antar komunitas masyarakat, maupun lembaga-lembaga yang memiliki resources," tambahnya.

    Sementara terkait penolakan pemakaman akibat Covid-19 ini, menurutnya, hal itu disebabkan karena masyarakat tidak memiliki pengetahuan yang lengkap. Oleh karena itu, edukasi yang komplet perlu dimulai dengan awardness dan kesiapsiagaan masyarakat.

    “Mereka saya kira perlu dipersiapkan untuk menghadapi masalah yang unik dan kasuistik," terangnya.

    sumber : ugm.ac.id

    Analisis Komparatif Teori Solidaritas Emile Durkheim Dan Covid

    Beritanya Papua

    #PapuanLivesMatter

    #PapuanLivesMatter Analisis komparatif teori solidaritas Emile Durkheim dan Covid-19

    Reporter: Admin Jubi

    September 7, 2020 2:18 pm

    Ilustrasi pandemi Covid-19 - Pexels.com.

    Koran Jubi

    Wisma Atlet Mandala Jayapura dikelola jadi penginapan

    March 29, 2022

    Berakhirnya minyak goreng kemasan Rp14 ribu di Kota Jayapura

    March 25, 2022

    April 2022, Universitas Internasional Papua terima mahasiswa baru

    March 25, 2022

    Beberapa SMA penggerak di Papua telah terapkan Kurikulum Merdeka

    March 23, 2022

    Provinsi Papua mendapat kuota 850 beasiswa ADEM dan ADik

    March 22, 2022

    Dr. Izak Morin, MA rektor pertama Universitas Internasional Papua

    March 18, 2022

    Papua surplus, nilai ekspor lebih besar daripada impor

    March 16, 2022

    Pertemuan pemuda lintas agama, upaya menjaga perdamaian di Tanah Papua

    March 16, 2022

    Papua No. 1 News Portal | Jubi

    Oleh: Fr. Charles Matly

    Sejak diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Maret 2020 bahwa dua warga negara Indonesia terjangkit virus corona (Covid-19), jumlah pasien terpapar Covid-19 meningkat tajam. Setiap hari pun jumlah pasien berpeluang untuk bertambah.

    Jika penanganannya tidak maksimal dan masyarakat belum sepenuhnya mematuhi anjuran keras untuk stay at home atau work from home (WFH) dan menjaga jarak sosial (social distancing), virus corona akan terus meluas.

    Pandemi virus corona sudah sangat mengkhawatirkan karena semakin meluas, dan belum dapat diprediksi sampai kapan virus ini hilang. Artinya, pandemi Covid-19 bukan hanya persoalan satu negara, melainkan persoalan dunia, yang semakin memporakporandakan kehidupan normal dalam berbagai bidang, terutama kesehatan dan ekonomi.

    Hampir semua negara melakukan lockdown atau social distancing untuk menghindari semakin meluasnya penyebaran virus corona. Bagaimanapun hampir semua pihak terjangkit wabah Covid-19.

    Oleh karena itu, kita tidak bisa menggap remeh dan bersikap seolah-olah virus ini tidak berbahaya. Faktanya Covid-19 meluas dengan cepat menjadi epidemi yang sangat mudah terjangkit ke masyarakat Indonesia.

    Dalam upaya penanggulangan virus ini, tentu membutuhkan kesiapan dan ketegasan pemerintah dari pusat maupun daerah. Pemerintah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan, pelayanan kesehatan masyarakat, dokter dan paramedis, serta masyarakat umum.

    Terlebih hal ini untuk menciptakan kepercayaan masyarakat bahwa pemerintah hadir dan menjaga kepentingan mereka sebagai rakyat Indonesia. Kepercayaan rakyat kepada pemerintah dapat meningkatkan solidaritas di antara mereka, yang dapat bermanfaat dalam mewujudkan kerja sama atau kolaborasi, sehingga penanggulangan virus corona akan lebih mudah, terarah, dan terukur.

    Merujuk Emile Durkheim (Ritzer, 2003) solidaritas sosial dilihat sebagai suatu gejala moral. Maka dalam situasi ini, penulis menggunakan teori Emile Durkheim tentang solidaritas untuk menganalisis realitas masyarakat Indonesia di tengah pandemi ini, guna menggalakkan perubahan dan membangun solidaritas dalam menghadapi virus corona.

    Pengertian solidaritas menurut Emile Durkheim

    Menurut Emile Durkheim solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya, maka mereka akan menjadi satu atau menjadi persahabatan, menjadi saling hormat-menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan sesamanya (Soedijati, 1999: 25).

    Dari pengertian di atas, maka solidaritas dapat dimengerti sebagai adanya rasa saling percaya, (punya) cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan memiliki rasa sepenanggungan di antara individu sebagai anggota kelompok, karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama, yang dapat membuat individu merasa nyaman dengan kelompok atau komunitas dalam masyarakat.

    sumber : jubi.co.id

    Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat

    Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat

    Penggunaan sarana media komunikasi saat ini telah berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, dimana kita diperhadapkan kepada banyak pilihan un..." />

    COVID-19 SULSEL BARUGA PELAYANAN MASYARAKAT

    Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat

    Home Berita Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat

    Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Masyarakat

    Penggunaan sarana media komunikasi saat ini telah berkembang begitu pesat seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, dimana kita diperhadapkan kepada banyak pilihan untuk dapat menyampaikan/mengakses informasi baik melalui media konvensional seperti media cetak maupun media elektronik dan yang paling berkembang adalah media sosial.

    Pengertian media sosial adalah sebuah media on line, dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial (Facebook, Youtube, Myspace dan Twitter), wiki, forum dan dunia virtual. Dalam penggunaan media sosial yang paling sering digunakan orang adalah jejaring sosial, karena situs ini memungkinkan orang untuk membuat web page pribadi, yang dapat terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi.

    Dari sekian banyak jejaring social, penggunaan Facebook dan Twitter yang paling banyak digandrungi orang karena lebih praktis, ekonomis dan murah penggunaannya. Cukup memiliki smartphone maka kita sudah dapat mengakses informasi kapan dan dimana saja melalui media social, dan yang paling menarik karena kita dapat menyampaikan informasi terkait dengan kegiatan-kegiatan kita, baik yang sifatnya pribadi maupun kelompok.

    Penggunaan media sosial telah merambah hampir semua lapisan dan golongan, baik pejabat pemerintahan, pengusaha, pedagang, Ustas, mahasiswa, pelajar, dll. Penggunaan sosial media pertama kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA (Advenced Research Project Agency) pada tahun 1971, yang berkembang melahirkan situs GeoCities tahun 1995 yang melayani Web Hosting yaitu layanan penyewaan penyimpanan data website agar halaman website bisa diakses dari mana saja. Kemudian lahir namanya situs jejaring siosia lpada tahun 1997, pada tahun 1999 muncul situs untuk membuat blok pribadi, yaitu Blogger, yang menawarkan penggunanya bisa membuat halaman situs sendiri yang dapat memuat hal tentang apapun termasuk hal pribadi, tanpa mengeluarkan uang banyak dan tenaga kerja. Pengguna sosial media bebas membuat pesan, mengedit, menambahkan, memodifikasi tulisan, gambar dan video, grafis dan sebagainya. Semua dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan orang lain, praktis bukan?  Inilah yang menyebabkan media sosial berkembang begitu pesat.

    Dampak Positif Media Sosial

    Penggunaan media sosial memberikan dampak yang sangat positif terutama dalam melakukan interaksi baik secara sosial, politik maupun ekonomi. Penggunaan media sosial memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, baik teman, keluarga yang tidak memungkinkan dilakukan melalui face to face karena faktor jarak.

    Kita dapat mengirimkan  informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat, begitu pula dalam mengakses informasi yang kita butuhkan. Kita banyak dipertemukan teman atau keluarga yang sudah lama tidak pernah bertemu melalui media sosial facebook. Media sosial dapat dijadikan sarana untuk saling berbagi, saling bertukar foto, data dan dokumen lainnya. Media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana promosi dengan berbagai produk/jasa yang dapat ditawarkan kepada pengguna media sosial tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar tetapi dengan keuntungan yang berlipat ganda. Jadi tidak heran kalau saat ini telah menjamur bisnis on line melalui media sosial, bahkan di kota-kota besar penggunaan komunikasi politik melalui media sosial menjadi media yang cukup ampuh untuk mempengaruhi pasangan calon.

    Dampak Negatif Media Sosial

    Penggunaan media sosial juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat, seperti yang kita lihat sekarang media sosial dijadikan media untuk menanamkan kebencian terhadap orang lain dengan mengunggah kata-kata atau gambar yang tidak etis sehingga terbangun rasa tidak senang dan benci terhadap seseorang, terutama mereka yang memiliki posisi penting baik di pemerintahan maupun lembaga-lembaga Negara.

    Media sosial dijadikan sarana untuk mencaci maki bahkan mempropokasi orang lain, perilaku  ini sangat berbahaya apalagi yang menyangkut kelangsungan hidup bernegara dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mungkin  kedepan sebelum terlalu kebablasan perlu ada kontrol untuk mengatur pemanfaatan media sosial sebagai sarana komunikasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

    Penggunaan media sosial juga berdampak kepada hubungan suami istri, karena dapat memicu kecemburuan antar pasangan jika salah satu pasangan membangun hubungan yang tidak wajar. Banyak sekali kasus-kasus yang kita lihat dimana dalam suatu rumah tangga hancur berantakan dan akhirnya bercerai akibat penggunaan media sosial yang tidak terkontrol dan yang menanggung resikonya adalah anak-anak yang tidak bersalah.

    Media Sosial dan Perubahan Perilaku

    Penggunaan media sosial juga membawa perubahan perilaku terhadap masyarakat. Sebagai contoh, kita sudah jarang berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, semisal pada saat antri di loket-loket pelayanan, mereka masing-masing sibuk dengan smartphonenya tanpa memperdulikan orang-orang sekitarnya, bahkan banyak orang yang kita lihat termasuk teman sekantor kita pekerjaannya tidak selesai bahkan terbengkalai karena sibuk berkomentar atau memberikan komentar-komentar melalui facebook, yang sebenarnya tidak terlalu bermanfaat untuk dirinya.

    sumber : sulselprov.go.id

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 5 month ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab