menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan kita dapat dikategorikan sebagai pelanggaran etika berupa
Muhammad
Guys, ada yang tau jawabannya?
dapatkan menyuruh orang lain untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan kita dapat dikategorikan sebagai pelanggaran etika berupa dari situs web ini.
Pengertian Etika Profesi, Fungsi, Prinsip, dan Tujuannya
Tak hanya kehidupan sehari-hari, dalam dunia kerja terdapat etika profesi yang memiliki fungsi, prinsip, dan tujuan dalam pekerjaan. Simak selengkapnya.
Topik Seru Lainnya
Pengertian Etika Profesi, Fungsi, Prinsip, dan Tujuannya
23 September 2021 Share
Tak hanya kehidupan sehari-hari, dalam dunia kerja terdapat etika profesi yang memiliki fungsi, prinsip, dan tujuan dalam pekerjaan. Simak selengkapnya.
Etika Profesi – Etika merupakan aturan, norma, kaidah, atau tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku sehari-hari. Tak hanya dalam kegiatan bermasyarakat, etika juga digunakan dalam dunia kerja yang disebut dengan etika profesi.Pengertian etika profesi adalah sebuah sikap hidup yang bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada seseorang yang sifatnya profesional. Etika ini berhubungan dengan masyarakat atau konsumen secara langsung.
Etika profesi berperan sebagai tata cara atau norma yang secara tegas menyatakan baik buruknya sikap seorang profesional untuk bertindak sesuai aturan yang sudah diterapkan. Etika profesi ini memiliki tujuan, manfaat, dan contohnya dalam pekerjaan. Untuk mengetahuinya, simak penjelasan berikut ini.
BACA JUGA: 6 CONTOH MOTIVATION LETTER DAN CARA MEMBUATNYA DENGAN MUDAHPrinsip Etika Profesi
Sumber Gambar: Pexels
Etika profesi memiliki prinsip-prinsip dasar untuk melandasi pelaksanaannya dalam pekerjaan. Beberapa prinsip yang merupakan etika profesi adalah prinsip otonomi, integritas moral, tanggung jawab, dan keadilan yang dijabarkan seperti penjelasan di bawah ini.
1. Prinsip OtonomiSetiap orang memiliki wewenang dan kebebasan bekerja juga berpendapat sesuai dengan profesi yang dijalankannya. Dalam prinsip otonomi, seseorang memiliki hak untuk melakukan atau tidak melakukan pekerjaan atau suatu tugas berdasarkan kode etik yang berlaku dalam profesi tersebut.
2. Prinsip Integritas MoralSeorang profesional wajib memiliki prinsip moral dan kejujuran yang masuk ke dalam integritas moral. Kamu harus memiliki sikap yang adil, mementingkan profesi, dan juga kepentingan konsumen atau masyarakat.
3. Prinsip Tanggung JawabTak hanya dalam kegiatan bermasyarakat, ketika bekerja kita juga perlu menanamkan sikap tanggung jawab atas tugas atau pekerjaan yang dilakukan.
Sebagai seorang pekerja, kamu harus siap menerima hasil, kritik, saran dari orang lain atau konsumen lalu tanggung jawab secara profesional.
4. Prinsip KeadilanSeperti sila ke-5, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada pekerjaan juga, kita perlu menanamkan prinsip keadilan dalam pekerjaannya kepada rekan kerja atau konsumen.
Tujuan Etika Profesi
Sumber Gambar: Pexels
Etika profesi dilakukan untuk mengembangkan sikap, norma, atau kebiasaan yang ditunjukkan sesuai dengan profesi mereka kepada rekan kerja atau konsumen.
Etika profesi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan intelek dalam berpikir dan juga membuat para profesional dapat bertindak dengan cara yang diinginkan secara moral untuk menuju komitmen moral dan perilaku bertanggung jawab.
Secara spesifik, tujuan etika profesi adalah sebagai berikut.
Munculnya kesadaran moral atau kemahiran dalam mengenali masalah moral dalam profesi,
Memahami dan menilai pandangan berbeda dari pihak lain,
Koherensi moral dengan membentuk sudut pandang konsisten yang berdasarkan fakta,
Mengungkapkan dan mendukung pandangan seseorang kepada orang lain secara profesional,
Mampu bertanggung jawab secara profesional,
Menghormati orang lain dengan menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain,
Menerima perbedaan secara wajar dalam perspektif moral profesional dari segi apapun.
Manfaat Etika Profesi
Sumber Gambar: Pexels
Etika profesi merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang yang bekerja secara profesional. Hal ini memiliki manfaat dalam menjalankan pekerjaan, yakni sebagai berikut.
1. Memiliki Tanggung JawabSebagai orang profesional, kamu perlu memiliki tanggung jawab atas pekerjaan yang kamu lakukan. Hal ini bermanfaat untuk hasil pekerjaan yang berkualitas dan kamu dapat dipercaya oleh atasan, kolega, dan konsumen.
2. Menjadi TertibDengan etika profesi, segala pekerjaan yang dilakukan di kantor akan menjadi tertib. Tugas akan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai deadline yang sudah ditentukan.
3. Lingkungan Kerja SehatEtika profesi menyangkut sikap dan norma seseorang dalam berperilaku profesional. Dengan hal ini, lingkungan kerja menjadi sehat karena semua dilakukan sesuai dengan SOP dan etika dalam profesinya.
5 Perilaku Tidak Etis ini Tidak Perlu Dikompromikan dalam Dunia Kerja
Perilaku seperti apa saja yang termasuk dalam kategori tidak etis dan tidak boleh dikompromikan di dunia kerja? Berikut beberapa contohnya yang perlu disimak.
Karir
5 Perilaku Tidak Etis ini Tidak Perlu Dikompromikan dalam Dunia Kerja
Edited by Aufi Ramadhania Pasha 2 Juli 2020
URL telah disalin
Setiap orang di dunia kerja memiliki tindak perilaku yang berbeda-beda, baik yang etis dan juga tidak. Karyawan yang memiliki perilaku etis tentunya sangat baik untuk dijadikan sebagai panutan, sehingga dapat merubah diri ke arah yang lebih baik.
Namun, bagi karyawan yang memiliki perilaku tidak etis, tentunya tidak dapat dicontoh. Sebab, sifat buruk ini hanya akan merugikan diri sendiri dan memperburuk citra sebagai karyawan. Bahkan, jika perilaku tidak etis ini sudah tidak wajar, bisa saja karyawan tersebut dipecat secara tidak hormat.
Kira-kira, perilaku seperti apa yang masuk dalam kategori tidak etis dan tidak boleh dikompromikan di dunia kerja? Berikut beberapa contohnya seperti yang dirangkum Cermati.com dari berbagai sumber.
Bingung cari Kartu Kredit Terbaik? Cermati punya solusinya!
Bandingkan Produk Kartu Kredit Terbaik!
1. Menjilat untuk keuntungan diri sendiri
Menjilat untuk keuntungan diri sendiri
Di dunia kerja, penjilat itu bukan hal tabu lagi. Penjilat biasanya berpura-pura berbuat baik di depan Anda atau atasan, tapi di belakang justru menusuk. Penjilat mengungkapkan hal-hal yang tidak benar mengenai seseorang rekan kerjanya, si penjilat berharap apa yang dilakukannya memberi keuntungan bagi diri sendiri, seperti dipromosikan atau diberi reward.
Jika Anda mengetahui hal seperti ini, segera ambil tindakan. Meskipun sejatinya bukan Anda yang menjadi korban, tetapi orang lain. Jangan biarkan si penjilat berhasil melancarkan aksinya secara terus-menerus, sementara orang lain dirugikan karena perbuatannya itu.
Melaporkan tindakan ini akan memberi efek jera bagi si penjilat. Semoga dengan adanya laporan, maka aksi menjilat tidak terulang kembali di perusahaan. Dengan demikian, persaingan dalam berkarir dapat dilakukan secara sehat.
2. Segala bentuk penghinaan
Penghinaan bisa muncul ketika seseorang melakukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sekali atau dua kali kemudian minta maaf, hal ini wajar. Akan tetapi, jika penghinaan ini berlanjut hingga panjang, maka tak ada salahnya lapor kepada HRD. Seperti apa kelanjutannya, biarkan menjadi urusan HRD dan atasan terkait. Yang penting Anda sudah melakukan langkah terbaik untuk membela kebenaran.
Baca Juga: Kuasai 5 Skill ini Jika Ingin Karir Menanjak3. Memfitnah sesama rekan kerja
Memfitnah sesama rekan kerja
Anda tidak melakukan kesalahan apapun, tapi rekan kerja justru menuduh Anda sebagai pelakunya? Kasus seperti ini lumayan sering terjadi, dan sebaiknya jangan didiamkan begitu saja. Kalau Anda mengetahui siapa orangnya, lebih baik ajak dia untuk bicara secara empat mata. Tanyakan atas dasar apa dia memfitnah Anda.
Tapi lebih baik untuk tidak membicarakannya di kantor, karena dapat menimbulkan sedikit keributan. Selain itu, situasi juga bisa semakin runyam karena orang lain mencoba untuk ikut campur dalam permasalahan ini.
Omongkan baik-baik di luar jam kerja dan di tempat yang nyaman. Coba kendalikan emosi, sehingga masalah menemukan titik terang. Mudah-mudahan masalah fitnah-memfitnah tidak terjadi lagi setelah ini selesai.
4. Lari dari tanggung jawab
Di dunia kerja, Anda mungkin sering mendapati orang-orang yang lari dari tanggung jawab, terutama dalam hal tugas. Orang itu dengan mudahnya menyuruh Anda untuk mengerjakan tugasnya, sementara dia asyik dengan dunianya sendiri. Orang-orang seperti ini harus disikapi dengan tegas.
Sesekali, katakan tidak bila orang tersebut meminta bantuan kepada Anda. Katakan kalau tugas itu merupakan tanggung jawabnya, dan Anda tidak tahu-menahu tentang tugas tersebut.
Penolakan ini sekaligus bukti kalau Anda bukanlah orang yang mudah dimanfaatkan. Dengan begitu, rekan kerja pun menjadi lebih segan dan berpikir dua kali ketika ingin meminta bantuan Anda, kecuali dalam situasi yang sangat genting.
Baca Juga: 10 Langkah Perencanaan Karir Agar Masa Depan Sukses5. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual
Di dunia kerja yang sudah profesional saja, pelecehan seksual masih sering terjadi. Melecehkan dalam konteks ini bisa berupa mengedipkan mata, tidak sengaja menyentuh lawan jenis, atau memperhatikan tubuh seseorang dengan seksama.
Bila salah satu sikap di atas dilakukan secara tidak sengaja, ya, masih bisa ditoleransi. Tapi kalau misalnya sampai ada ancaman atau intimidasi yang berkaitan dengan karir, maka Anda harus menyikapinya dengan segera. Tak ada salahnya untuk dilaporkan kepada atasan.
Selain merasa dirugikan, sikap pelecehan seperti ini tentu sangat mengganggu kesehatan mental. Apabila dibiarkan, maka bayang-bayang akan perbuatan seksual tersebut akan terngiang di pikiran yang otomatis merusak performa Anda di kantor.
Guys, ada yang tau jawabannya?