jika Anda ingin menghapus artikel dari situs, hubungi kami dari atas.

    setelah nabi muhammad saw wafat , beliau tidak segera dimakamkan, tetapi disemayamkan terlebih dahulu selama dua hari sampai malam rabu, karena menunggu selesainya….

    Muhammad

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    dapatkan setelah nabi muhammad saw wafat , beliau tidak segera dimakamkan, tetapi disemayamkan terlebih dahulu selama dua hari sampai malam rabu, karena menunggu selesainya…. dari situs web ini.

    Bagaimana Tata Cara Pemakaman Rasulullah saw?

    Terjadi diskusi tentang tata cara pemakaman Rasulullah saw, apakah akan mengikuti cara penduduk Makkah, ataukah Madinah? Baca selengkapnya..

    Artikel

    Bagaimana Tata Cara Pemakaman Rasulullah saw?

    Fera Andriani Djakfar

    - Senin, 10 Oktober 2022 | 08:57 WIB

    Makam Rasulullah Nabi Muhammad saw

    Nules.co - Rasulullah saw wafat pada Hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awwal, dan baru diprosesi untuk dimandikan, dikafani, dan dikuburkan pada hari Rabu, tanggal 14 Rabiul Awwal, atau pemakaman Rasulullah saw dilaksanakan di hari ketiga setelah wafatnya beliau.

    Beliau dikafani dengan kain tiga lapis, dua di antaranya adalah kain buatan Yaman, dan yang ketiga untuk dililitkan sekali putar dengan jasad beliau.

    Baca Juga: Tanda-tanda seseorang mencintai Rasulullah saw

    Setelah dikafani, barulah ribuan muslimin mendapat kehormatan untuk menshalati dan mengucapkan perpisahan kepada beliau. Dimulai dari kaum laki-laki, lalu perempuan, disusul anak-anak, masing-masing shalat sendiri-sendiri tanpa Imam.

    Karena saking banyaknya yang shalat, maka berulah pada malam harinya beliau bisa dimakamkan.

    Baca Juga: Berapa Lama Jenazah Rasulullah saw Disemayamkan Sebelum Dikuburkan?

    Beliau dimakamkan persis di tempat wafatnya, yaitu kediaman Aisyah RA yang lokasinya masih di area masjid Nabawi.

    Terjadi diskusi tentang tata cara pemakaman Rasulullah saw, apakah akan mengikuti cara penduduk Makkah, ataukah Madinah.

    Baca Juga: Ternyata ini Sosok di balik Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

    Pertama, tata cara pemakaman penduduk Makkah, yaitu dengan menggali lubang dan jenazah diletakkan di dasarnya. Ini seperti yang lazim dilakukan di Indonesia.

    Kedua, tata cara pemakaman penduduk Madinah, yaitu dengan menggali lubang ke bawah, kemudian digali lagi ke arah samping, dan jenazah diletakkan di lubang bagian samping tersebut. Inilah yang disebut dengan "lahad."

    Baca Juga: Umat Islam yang Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW akan Dikumpulkan Bersama Rasulullah

    Untuk menengahi perdebatan, maka semua menunggu siapa penggali kubur yang datang ke rumah duka. Rupanya yang datang adalah Abu Thalhah Zaid ibn Sahl, penggali lahad ala Madinah. Maka kemudian, tata cara pemakaman Rasulullah saw dilaksanakan dengan cara penduduk Madinah. Pemakaman tersebut dilaksanakan dengan cara sederhana di tengah malam buta dan hanya dihadiri beberapa orang saja.

    - Halaman: 1 2 Selanjutnya Editor: Ahmad Kaab

    Tags

    jenazah

    Yaman

    shalat

    Makkah

    pemakaman

    Aisyah

    Madinah

    wafat

    lahad

    Nabi Muhammad

    tata cara

    Rasulullah

    Rabiul Awwal

    Penghabisan sisa gudang, Veneer - diskon gila 90%!

    Veneer ini 300 kali lebih baik dari gigi palsu!

    Penghabisan sisa gudang, Veneer - diskon gila 90%!

    Veneer ini 300 kali lebih baik dari gigi palsu!

    Penghabisan sisa gudang, Veneer - diskon gila 90%!

    Veneer ini 300 kali lebih baik dari gigi palsu!

    Artikel Terkait

    Kebiasaan memotong dalil Maulid Nabi oleh Wahabi Salafi dan tanggapan Lora Ismail Al Kholili tentangnya

    Jangan Lupa, Rabiul Awwal Juga Bulan Wafatnya Nabi Muhammad saw dan Inilah Kisah Sedihnya

    Tetap Jaga Kesehatan Meski Banyak Kondangan

    Terkini

    Mengenal strategi TARGET dalam Menulis Buku

    Sabtu, 4 Maret 2023 | 08:39 WIB

    Sampah dan Pencemaran Lingkungan

    Kamis, 2 Maret 2023 | 07:53 WIB

    Siapa Dibalik Menjamurnya Gerai Mixue?

    Rabu, 1 Maret 2023 | 19:57 WIB

    Bagaimana islam menanggapi penutupan masjid yang diduga menjadi sarang aliran sesat di Pamekasan?

    Jumat, 24 Februari 2023 | 21:56 WIB

    5 Zodiak Paling Santai Dalam Menghadapi Masalah: Temukan Tanda Anda di Sini!

    Jumat, 17 Februari 2023 | 09:41 WIB

    Tips Memulai Hari Agar Produktif Sepanjang Hari

    Jumat, 17 Februari 2023 | 07:46 WIB

    Mengapa orang bercanda?

    Jumat, 10 Februari 2023 | 12:55 WIB

    Hati-hati dengan Kalimat: Namanya Juga Anak-anak

    Kamis, 9 Februari 2023 | 08:12 WIB

    Syaikhona Muhammad Kholil dan 1 Abad NU

    Senin, 6 Februari 2023 | 14:33 WIB

    Yuk, Mengenal Padanan Istilah Berikut!

    Kamis, 2 Februari 2023 | 23:52 WIB

    Makan di Karen's Diner, Siapkan Mental

    Rabu, 1 Februari 2023 | 22:16 WIB

    Mahasiswa jangan suka ngopi!!

    Rabu, 1 Februari 2023 | 17:28 WIB

    Marak Berita Penculikan Anak, Orang Tua Menjadi Resah

    Selasa, 31 Januari 2023 | 11:33 WIB

    Sedekah bisa bertambah? Benarkah??

    Selasa, 31 Januari 2023 | 10:04 WIB

    Ciri-ciri Lingkungan Toxic, Waspadalah!

    Selasa, 31 Januari 2023 | 09:56 WIB

    sumber : www.nules.co

    pemakaman rasulullah SAW ditunda selama 3 hari

    pemakaman rasulullah SAW ditunda selama 3 hari lamanya, hal ini disebabkan karena beberapa faktor. salah satunya ialah dalam memilih khalifah setelahnya.

    Pemakaman Rasulullah SAW Di Tunda 3 Hari?

    Pondok Pesantren Putri Al-Hasanah Darunnajah 9 Pamulang Banten

    14 November 2017

    Muhammad SAW

    Pemakaman Rasulullah SAW Di Tunda 3 Hari? Apakah Alasan Para Sahabat?

    Mengurus jenazah adalah salah satu dari lima hal yang harus disegerakan. Tapi, ternyata, Rasulullah SAW yang wafat pada hari senin dimakamkan terlambat. Ulama ahli hadits dan sejarah berbeda pendapat mengenai waktu pemakaman beliau. Ada yang mengatakan beliau dimakamkan pada hari selasa, ada pula yang mengatakan bahwa beliau dimakamkan pada hari rabu.

    Tapi, keterlambatan jenazah Rasulullah SAW untuk dimakamkan bukan karena kesengajaan atau ketidakpeduliaan para sahabat. Bukan karena alasan itu. Beliau tetap menjadi sosok yang sangat dicintai para sahabat dan seluruh umatnya. Berikut alasan mengapa pemakaman Rasulullah SAW terlambat:

    Sahabat radhiyallahu ‘anhum menjaga urusan umat.

    Para sahabat paham dan sadar bahwa wajib hukumnya hidup di bawah seorang pemimpin yang akan mengurusi urusan umat. Para sahabat berijma’ (sepakat) bahwa tidak boleh kaum muslim hidup tanpa ada seorang pemimpin lebih dari tiga hari.

    Ath-Thabari meriwayatkan bahwa Umar radhiyallahu ‘anhu benar-benar menegaskan pentingnya pembatasan waktu selama tiga hari untuk mengangkat khalifah dengan mengatakan, “Jika saya meninggal maka bermusyawarahlah kalian selama tiga hari. Hendaklah Suhaib yang mengimami shalat masyarakat. Tidaklah datang hari keempat, kecuali kalian sudah harus memiliki amir (khalifah).”

    Syaikh Abdurrahman Al Jaziri menyebutkan, “Para imam mazhab yang empat (Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad) rahimahumullah, telah sepakat bahwa Imamah (Khilafah) itu fardhu, dan bahwa kaum muslimin itu harus mempunyai seorang Imam (Khalifah) yang akan menegakkan syiar-syiar agama dan menolong orang yang dizalimi dari orang zalim. Mereka juga sepakat bahwa kaum muslimin dalam waktu yang sama di seluruh dunia, tidak boleh mempunyai dua imam, baik keduanya sepakat atau bertentangan.”

    Imam Ibnu Hajar Al Haitami  dalam As Shawa’iqul Muhriqah berkata, “Ketahuilah juga, bahwa para shahabat -semoga Allah meridhai mereka- telah bersepakat bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah berakhirnya zaman kenabian adalah wajib, bahkan mereka menjadikannya sebagai kewajiban paling penting ketika mereka menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan meninggalkan kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah SAW.”

    Memilih khalifah menjadi masalah paling penting, agar umat tetap bersatu di bawah satu bendera Islam, juga memutus upaya setan untuk membuat perpecahan di antara manusia, serta agar manusia tidak kosong dari seorang imam yang menegakkan kebenaran.

    Keinginan seluruh sahabat radhiyallahu ‘anhum untuk menshalati jenazah Rasulullah SAW dan perbedaan pendapat. Seluruh sahabat radhiyallahu ‘anhum berkeinginan agar dapat menshalati jenazah beliau. Semua orang menshalati beliau, baik laki-laki, perempuan, orang tua, anak muda, anak-anak.

    Mereka shalat dengan cara berkelompok secara terpisah-pisah, tidak diimami oleh seorang imam. Semuanya masuk ke kamar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mereka shalat sendiri-sendiri. Hal ini membutuhkan waktu panjang agar semuanya mendapatkan kemuliaan ini.

    Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf, 7/430 dari Said bin Musayyab berkata, “Ketika Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam wafat, (jasad beliau) diletakkan di atas ranjangnya. Maka orang-orang masuk secara berombongan, mereka menshalatkan dan keluar tanpa ada seorang pun yang menjadi imam.”

    Cara memandikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, siapa yang memandikan, dimana dimakamkan, terdapat perbedaan pendapat mengenai hal itu. Sehingga, semua itu membutuhkan waktu yang lama dan pemakaman beliau menjadi sedikit diakhirkan.

    Jasad Rasulullah SAW tetap suci, tidak berubah, dan tidak ditimpa kerusakan.

    Sebab dimakruhkannya mengakhirkan pengurusan jenazah adalah karena khawatir terjadi perubahan pada mayat. Bila tidak ada sebab seperti itu dan tidak khawatir terjadi perubahan seperti pada jasad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak dimakruhkan saat itu, karena memang ada keperluan yang sangat penting untuk mengakhirkannya.

    Diriwayatkan oleh Bukhari rahimahullah dalam shahihnya, no. 3667 dari Aisyah radhiyallahu ‘anha dalam kisah wafatnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau mengatakan, “Abu Bakar datang dan membuka (penutup wajah) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata, ‘Demi ayah dan ibuku, sungguh engkau tetap harum sewaktu hidup maupun  mati…..” Sampai akhir hadits.

    Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata, “Ketika orang berkumpul untuk memandikan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, di rumah tidak ada orang kecuali keluarganya, pamannya Abbas bin Abdul Muthalib, Ali bin Abu Thalib, Fadl bin Abbas, Qadam bin Abbas, Usamah bin Zaid bin Haritsah serta Shaleh budaknya. Dahulu Abbas, Fadl, dan Qadam membolak-balikkan bersama Ali bin Abu Thalib. Sementara Usamah bin Zaid dan Shaleh budaknya menyiram air. Sementara  Ali memandikannya. Tidak didapati pada diri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sesuatu yang dilihat pada mayat lainnya. Beliau mengatakan, ‘Demi ayah dan ibuku, alangkah harumnya anda (Rasulullah) waktu hidup maupun meninggal dunia… sampai akhir hadits.” (HR. Ahmad di musnad, 4/187. Para peneliti di percetakan Muassasah Ar-Risalah mengatakan, Hasan lighoirihi. Silahkan lihat kitab Al-Khosois Al-Kubro, 2/469-492).

    sumber : darunnajah.com

    Setelah Nabi Muhammad saw  wafat , beliau tidak segera dimakamkan, tetapi disemayamkan terlebih

    Setelah Nabi Muhammad saw wafat , beliau tidak segera dimakamkan, tetapi disemayamkan terlebih dahulu selama dua hari sampai malam rabu, karena menunggu - 53458…

    !function(a,b,c,d,e){a.ddCaptchaOptions=e||null;var m=b.createElement(c),n=b.getElementsByTagName(c)[0];m.async=0,m.src=d,n.parentNode.insertBefore(m,n)}(window,document,"script","https://js.captcha-display.com/xhr_tag.js", {ajaxListenerPath: ["brainly.co.id/api", "brainly.co.id/graphql", "api-textbook-solutions.brainly.com", "question-matching-textbook-solutions.brainly.com"], withCredentials: true, sessionByHeader: true, overrideAbortFetch: true, allowHtmlContentTypeOnCaptcha: true });

    Setelah Nabi Muhammad saw  wafat , beliau tidak segera dimakamkan, tetapi disemayamkan terlebih - Brainly.co.id

    sumber : brainly.co.id

    Apakah Anda ingin melihat jawaban atau lebih?
    Muhammad 27 day ago
    4

    Guys, ada yang tau jawabannya?

    Klik untuk menjawab