sudahkah kita memahami nilai-nilai ajaran dari proses berdirinya daulah ayyubiyah untuk dimanfaatkan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang
Muhammad
Guys, ada yang tau jawabannya?
dapatkan sudahkah kita memahami nilai-nilai ajaran dari proses berdirinya daulah ayyubiyah untuk dimanfaatkan dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan datang dari situs web ini.
Pembahasan Soal SKI Semester Genap Kelas VIII Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Ayyubiyah KMA 183 Tahun 2019
Pembahasan Soal SKI Semester Genap Kelas VIII Bab III Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Ayyubiyah KMA 183 Tahun 2019
Berbagi Ilmu
Beranda › SKI 183
Pembahasan Soal SKI Semester Genap Kelas VIII Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Ayyubiyah KMA 183 Tahun 2019
GuruAmir Minggu, 03 Januari 2021 SKI 183
1. Sikap keperwiraan yang patut diteladani dari sosok pendiri Daulah Ayyubiyah adalah sikap toleransi dengan pemeluk agama lain, saat Sultan Salahuddin Al-Ayyubi berhasil menguasai Baitul Maqdis. Wujud tolerasi itu adalah....
a. haus, rakus terhadap harta dan ingin menguasai penuh Baitul Maqdis
b. melarang dan mengusir orang Kristen mengunjungi Baitul Maqdis
c. merampas hak-hak umat beragama lainnya termasuk umat Islam
d. mengizinkan umat Kristiani berziarah ke Baitul Maqdis
Kunci dan Pembahasan: DShalahuddin Yusuf Al-Ayyubi, dikenal sebagai perwira yang memiliki kecerdasan tinggi dalam bidang militer. Pada masa pemerintahannya kekuatan militernya terkenal sangat tangguh, diperkuat oleh pasukan Barbar Turki, dan Afrika. Ia membangun tembok kota di Kairo dan bukit muqattam sebagai benteng pertahanan. Salah satu karya monumental yang disumbangkannya selama beliau menjabat sebagai Sultan adalah bangunan sebuah benteng pertahanan yang diberi nama Qal’atul Jabal yang dibangun di Kairo pada tahun 1183 M. Kehidupan Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi penuh dengan perjuangan dalam rangka menunaikan tugas negara dan agama. Perang yang dilakukannya dalam rangka membela negara dan agama. Shalahuddin seorang kesatria dan memiliki toleransi yang tinggi.
1. Ketika menguasai Iskandariyah, tetap mengunjungi orang-orang Kristen
2. Ketika perdamaian tercapai dengan tentara salib, ia mengijinkan orang-orang kristen berziarah ke Baitul Makdis
2. Karir politik Salahuddin Al-Ayyubi diawali saat dirinya diminta untuk membantu Khalifah Al-Adid di Mesir melawan pasukan salib. Setelah sukses menang atas pasukan salib, sebagai imbalannya khalifah Al-Adid memberikan jabatan penting. Jabatan apakah yang diberikan kepada Salahuddin Al-Ayyubi....
a. perdana menteri b. panglima perang c. hakim agung
d. pembantu khalifah
Kunci dan Pembahasan: ADaulah Fathimiyah saat dipimpin oleh khalifah terakhinya bernama Khalifah Al-Adid Billah (1160-1171 M) mengalami kemunduran dan kondisi pemerintahan yang lemah. Selain karena musim peceklik, adanya penyerbuan tentara salib ke Mesir, dan konflik internal pemerintahan Daulah Fathimiyah. Dalam kondisi Mesir seperti itu, seorang panglima bernama Assaduddin Syirkuh bersama saudaranya Shalahuddin Al-Ayyubi ditugaskan oleh gubernur Syiria, Nuruddin Zangi untuk datang ke Mesir dengan tujuan mengusir tentara salib sekaligus menguasai Mesir.
Rupanya proses ini tidak berjalan mulus, seorang perdana menteri Daulah Fathimiyah bernama Syawwar, telah melakukan persengkongkolan dengan tentara salib. Akhirnya, panglima Assaduddin Syirkuh dan Shalahuddin AlAyyubi menagkap perdana menteri Syawwar. Kemudian, kedudukan Syawwar digantikan oleh Assaduddin Syirkuh yang kemudian wafat setelah menjabat sebagai perdana menteri selama dua bulan. Salahuddin Al-Ayyubi akhirnya didapuk menjadi perdana menteri menggatikan Assaduddin Syirkuh.
Saat Khalifah Al-Adid Billah sakit, kedudukan Salahuddin Al-Ayyubi semakin kuat. Shalahuddin Al-Ayyubi mendapat dukungan penuh dari rakyat Mesir, apalagi Shalahuddin Al-Ayyubi dan rakyat Mesir sama-sama memiliki faham Islam Sunni. Bertepatan dengan wafatnya Khalifah Al-Adid Billah pada 10 Muharram 1171 M, Salahuddin Al-Ayyubi memproklamirkan berdirinya Daulah Ayyubiyah dan berkahirnya pemerintahan Daulah Fathimiyah.
3. Salahuddin Al-Ayyubi lahir di Tikrit, Irak pada tahun 1138 M. Selain mendapat pendidikan agama dari ayahnya, Salahuddin juga menerima pendidikan keterampilan militer. Saat ia berkuasa dan mendirikan dinasti, ia menggunakan nama Al-Ayyubi yang diisibatkan pada....
a. Ayahnya b. Ibunya c. Kakeknya d. Pamannya
Kunci dan Pembahasan: CDaulah Ayyubiyah adalah sebuah dinasti sunni yang berkuasa di Mesir, Suriah, sebagian Yaman, Irak, Mekah, Hejaz dan Dyarbakir. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Shalahuddīn al-Ayyubi. Penamaan al-Ayyubiyah dinisbatkan kepada nama belakangnya Al-Ayyubi, diambil dari nama kakeknya yang bernama Ayyub. Nama besar dinasti ini diperoleh sejak Shalahuddin Yusuf Al-Ayyubi berhasil mendirikan kesultanan yang bermazhab Sunni, menggantikan kesultanan Fathimiyah yang bermazhab Syi’ah.
4. Berdirinya daulah Ayyubiyah mendapat dukungan penuh dari daulah Abbasiyah di Baghdad, Irak. Selain sama-sama memiliki faham Islam Sunni, sebagai bentuk terima kasih kepada khalifah Al-Mustadhi, Sultan Salahuddin Al-Ayyubi membuat peraturan yang memerintahkan untuk....
a. mendoakan khalifah Abbasiyah pada setiap khutbah Jum’at
b. mencacimaki khalifah Abbasiyah pada setiap khutbah Jum’at
c. mendoakan khalifah Fathimiyah pada setiap khutbah Jum’at
d. mendoakan sultan Ayyubiyah pada setiap khutbah Jum’at
Kunci dan Pembahasan: Asudahkah kita memahami nilai nilai dan proses berdirinya daulah ayyubiyah untuk di manfaatkan dalam
Sudahkah kita memahami nilai nilai dan proses berdirinya daulah ayyubiyah untuk di manfaatkan dalam kehidupan masa kini dan masa yg akan datang - 34654764
!function(a,b,c,d,e){a.ddCaptchaOptions=e||null;var m=b.createElement(c),n=b.getElementsByTagName(c)[0];m.async=0,m.src=d,n.parentNode.insertBefore(m,n)}(window,document,"script","https://js.captcha-display.com/xhr_tag.js", {ajaxListenerPath: ["brainly.co.id/api", "brainly.co.id/graphql", "api-textbook-solutions.brainly.com", "question-matching-textbook-solutions.brainly.com"], withCredentials: true, sessionByHeader: true, overrideAbortFetch: true, allowHtmlContentTypeOnCaptcha: true });
sudahkah kita memahami nilai nilai dan proses berdirinya daulah ayyubiyah untuk di manfaatkan dalam - Brainly.co.id
sejarah pendidikan islam
BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Sesuai Undang-undang Guru dan Dosen Republik Indonesia Nomor Tahun 2005 bagian kelima Pembinaan dan Pengembangan pasal 72 ayat 1 menyebutkan bahwa beban kerja Dose
sejarah pendidikan islam
Kamis, 13 Oktober 2016 16:58 WIB
BAB IPENDAHULUANA. Dasar PemikiranSesuai Undang-undang Guru dan Dosen Republik Indonesia Nomor Tahun 2005 bagian kelima Pembinaan dan Pengembangan pasal 72 ayat 1 menyebutkan bahwa beban kerja Dosen mencakup kegiatan pokok; merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih, melakukan penelitian, melakukan tugas tambahan, serta melakukan pengabdian masyarakat[1].
Dalam kegiatan pokok beban kerja dosen di atas, beban seorang dosen di antara mengadakan kegiatan penelitian dan membuat karya ilmiah. Atas dasar itu, penulis mencoba mengumpulkan tulisan-tulisan yang terserak menjadi satu yang kemudian dihimpun dalam buku ini. Dalam rangka meningkatkan kualitas mutu perkuliahan, penulis menyadari perlu adanya handbook bagi mahasiswa yang mengambil matakuliah sejarah pendidikan Islam untuk membantu mereka dalam membuat tugas-tugas makalah.
Dalam pada itu buku ini akan terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, sehingga mahasiswa semakin berkualitas, berwawasan baik secara teoritik maupun praktik serta mampu menjadi leader of change dalam memajukan pendidikan Indonesia secara khusus dan dunia Islam secara umum.
Saat ini, kita telah menyaksikan perkembangan zaman yang luar biasa. Perkembangan dan perubahan terus menggelinding dan merambah ke segala aspek kehidupan manusia, termasuk kepada dunia pendidikan baik di dunia Timur (Islam) maupun Barat (Kristen).
Sebagai sebuah ‘tamaddun’ (peradaban), Islam pada masanya pernah mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan, masa kemajuan dan kemunduran serta masa pembinaan kembali dengan format serta kemasan baru sistem pendidikan Islam.
Kita tentunya sama-sama sepakat bahwa tammaddun Islam saat ini masuk pada periode pembinaan kembali dengan mencoba mencari dan menyetel konsep peradaban Islam seharusnya. Kembali sejenak ke masa lampau, bahwa perkembagan dan peradaban Islam dikembangkan dalam spirit wahyu yang berkultur Arab, sebab penggerak utama adalah bangsa Arab, kemudian masuk unsur-unsur ‘ajam seperti Persia, Turki dan Eropa (daerah Asia tengah seperti Balkan).
Selain itu, wilayah Islam yang luas dikendalikan dalam satu administrasi kekhalifahan Islamiyah, sehingga setiap ide pembaharuan dapat dijewantahkan secara menyeluruh dan merata. Sesuai dengan sunnatullah yang terus beredar, umat Islam memasuki era yang disebut “the dark age” (kemunduran/kegelapan) melanda hampir di segala aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan Islam.
Adapun konteks pendidikan Islam hari ini, adalah kelanjutan kondisi zaman Islam yang sedang mundur dan sedang dibina kembali kemudian berupaya mencocokkan dengan kondisi terbaru sesuai perkembangan zaman yang dibidani dunia Barat (Kristen). Lebih lanjut perlu redesigned (format ulang) pedidikan Islam tanpa meninggalkan Islam sebagai dasar ideologis dan praksisnya. Namun, sampai saat ini, nampaknya proses pencarian identitas pendidikan Islam belum final, karena banyak faktor yang mempengaruhinya.
Menurut Abudin Nata[2] dalam bukunya “Selekta Kapita Pendidikan Islam” menyebutkan setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi corak dan dinamika pendidikan Islam. Kelima faktor tersebut adalah; Pertama, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, Kedua, perkembangan masyarakat, Ketiga, perkembangan politik, Keempat, perkembangan ekonomi, Kelima, perkembangan agama dan budaya masyarakat di mana pendidikan tersebut dilaksanakan.
Berdasar faktor di atas, maka dinamika pendidikan Islam akan terus berlangsung dari zaman ke zaman. Di masa mendatang pendidikan Islam diharapkan lebih mampu mengakomodasi kebutuhan dan tuntutan zaman, tentu saja tidak terlepas dari usaha-usaha umat Islam hari ini. Sesuai dengan adagium yang cukup populer di kalangan ahli sejarah, bahwa sebuah bangsa yang besar adalah mereka yang tidak melupakan sejarah masa lalu atau yang menghormati jasa pahlawannya. Ibarat seorang yang sedang di atas kendaraan, yang mengemudikan kendaraan butuh kaca spion untuk melihat kondisi di belakangnya, dengan mengetahui itu, dia lebih leluasa mengendalikan kendaraan mencapai tujuannya.
Maka, sejarah pendidikan Islam mencoba untuk menggali khazanah pendidikan Islam masa lalu, dengan menguraikan berbagai dimensi yang mempengaruhi perkembangan, kemajuan dan kemunduran pendidikan Islam, baik konteks nilai-nilai, lembaga, tokoh dan sebagainya.
Dari itu, matakuliah Sejarah Pendidikan Islam menjadi sangat perlu diajarkan kepada mahasiswa Tarbiyah yang notabenenya sebagai calon praktisi pendidikan di masyarakat. Mereka adalah aktor nyata penjewantahan semua aspek (ideologis dan praktis) Pendidikan Islam, sehingga perlu diiformasikan apa yang ada di masa lalu dan mengambil aspek-aspek yang baik, serta mengintegrasikannya dengan konteks yang ada di masa ini. Akhirnya, Pendidikan Islam tetap selalu selaras dengan tempat dan zamannya.
B. Ruang LingkupDilihat dari segi corak dan pendekatannya, menurut Abudin Nata[3] bahwa ilmu pendidikan Islam dibagi ke dalam empat bagian sebagai berikut. Pertama, ilmu pendidikan Islam yang bersifat normative ferenialis, Kedua, ilmu pendidikan Islam yang bersifat filosofis, Ketiga, ilmu pendidikan Islam yang bersifat historis empiris, Keempat, ilmu pendidikan Islam yang bersifat aplikatif. Jadi, penulisan buku ini adalah satu dari empat corak dan pendekatan ilmu pendidikan Islam.
Guys, ada yang tau jawabannya?